Pontianak (ANTARA News) - Puluhan unit rumah toko di Jalan Batanghari atau lebih dikenal dengan kawasan Pasar Tengah Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis, hangus terbakar sejak pukul 17.00 WIB hingga berita ini diturunkan.

Andika Lay salah seorang petugas pemadam kebakaran BPAS Siantan, Kamis malam mengatakan, api sulit dipadamkan karena ruko yang terbakar selain sudah berusia tua juga banyak berisi barang kelontong sehingga mudah dimakan api.

"Semua kendaraan dan mesin penyemprot sudah kami kerahkan, tapi api belum juga bisa dipadamkan," kata Andika Lay yang terpaksa tidak dapat merayakan Imlek karena sedang melaksanakan tugas.

Ia mengatakan, meski pun lokasi kebakaran tidak begitu jauh dengan Sungai Kapuas, tetapi sulit dipadamkan karena sebagian besar ruko tersebut berisi bahan kelontong.

"Hari ini, dari pagi hingga malam kami sudah beberapa kali memadamkan lokasi kebakaran," kata Andika Lay yang tampak kelelahan.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalbar Ajun Komisaris Besar(Pol) Suhadi Siswo Wibowo mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan apa penyebab kebakaran di beberapa titik sepanjang Kamis, atau saat warga Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek 2562.

"Kami akan meminta bantuan tim forensik dari Mabes Polri untuk menyelidiki penyebab kebakaran di kawasan Pasar Tengah dan sejumlah titik lainnya, karena kejadiannya hampir beruntun," katanya.

Ia menjelaskan, setelah dilakukan penyelidikan baru bisa diketahui apakah penyebab kebakaran akibat hubungan arus pendek listrik, kelalaian manusia atau ada unsur kesengajaan.

"Sebelum ada hasil penyelidikan dari tim forensik, kami tidak bisa memastikan apa penyebab kebakaran itu," ujarnya.

Dari pantauan di lapangan, puluhan kendaraan dan ratusan petugas pemadam kebakaran milik yayasan pemadam kebakaran swasta di Kota Pontianak, tampak bersusah payah memadamkan kobaran api yang "melahap" ruko di Pasar Tengah tersebut.

Sebagian besar ruko di kawasan Jalan Gajah Mada dan Tanjungpura atau kawasan Pecinan Pontianak sejak, Rabu (2/2) hingga hari ini tutup, karena sebagian besar pemiliknya dari warga Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek.(*)

(U.A057/N005)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011