Jakarta (ANTARA News) - Jenazah almarhum anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Adjie Massaid akan dimakamkan di tempat pemakaman umum Jeruk Purut Jakarta, Sabtu siang.

"Rencananya almarhum akan dimakamkan di TPU Jeruk Purut Jakarta, sebelum dzuhur," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR, Muhammad Jafar Hafsah ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Sabtu.

Menurut dia, jenazah almarhum sebelum dimakamkan akan disholatkan dan disemayamkan sejenak untuk memberikan penghormatan terakhir di Gedung DPR RI, Jakarta.

Informasi dari keluarga, kata dia, Adjie Massaid meninggal dunia karena serangan jantung.

Menurut dia, Adjie Massaid sebelumnya bermain sepakbola di lapangan sepak bola dekat kediamannya di Perumahan Taman Cilandak.

Kemudian, Adjie Massaid dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati sekitar pukul 22.00 WIB setelah mengeluhkan sakit di bagian dadanya.

Jafar Hafsah menyatakan, sangat terkejut atas meinnggalnya Adjie Massaid, karena Adjie masih menghadiri rapat internal FRaksi Partai Demokrat DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (4/2), engan kondisi sehat dan segar-bugar.

Bahkan, kata dia, pada rapat internal fraksi itu, Adjie Massaid yang menjadi anggota Komisi V sekaligus Ketua Kelompok Fraksi Partai Demokrat di Komisi V melaporkan kegiatan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan di Komisi V pada rapat internal Fraksi Partai Demokrat.

Adjie Massaid memiliki nama lengkap Samiadji Massaid dan lahir di Jakarta, pada 7 Agustus 1967.

Adjie Massaid selain menjadi anggota DPR RI juga menduduki jabatan sebagai Ketua Departemen Pekerjaan Umum DPP Partai Demokrat serta dan manajer tim nasional sepak bola usia 23 tahun.

Adjie Massaid meninggal dunia di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta, pada Kamis sekitar pukul 00.00 WIB, karena serangan jantung.

Jenazal almarhum dibawa dari rumah sakit dan tiba di rumah duka sekitar pukul 03.00 WIB.

Adjie Massaid meninggalkan seorang istri, Angelina Sondakh, yang juga anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat serta tiga orang putra-putri.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011