Kita nonton rame-rame ya
Jakarta (ANTARA News) - Berita duka datang dari keluarga besar timnas U-23 yang diproyeksikan untuk Pra-Olimpiade 2012 dan SEA Games 2011. Sabtu dini hari, Manajer timnas Adjie Massaid berpulang ke rahmatullah di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, diduga karena serangan jantung.

Pria berusia 43 tahun itu ditunjuk PSSI menjadi manajer sekitar April 2010, namun baru efektif mulai Januari 2011.

Setelah ditunjuk menjadi manajer timnas U-23, Adjie bergerak cepat membentuk tim, salah satunya menyeleksi pemain, meski jadwal baru dimulai awal Januari lalu.

Selama proses seleksi oleh tim pelatih pimpinan Alfred Riedl, Adjie beberapa kali melihat langsung dari tepi Lapangan PSSI, Senayan, Jakarta.

Itu menunjukkan politisi penggila bola ini serius mengemban dalam tugasnya sebagai manajer timnas sepakbola U-23 yang ditunggu-tunggu prestasinya oleh masyarakat.

"Kami kaget mendengar informasi manajer timnas meninggal dunia. Apalagi, kemarin Jumat kami sempat bersama-sama saat mendampingi Okto (Oktovianus Maniani) sidang komisi disiplin PSSI," kata asisten pelatih timnas Widodo Cahyono Putro.

Semua punggawa timnas merasa kehilangan, apalagi kepergian sang manajer terjadi saat timnas Pra-Olimpiade 2012 akan menjajal laga uji coba pertama mereka.

Sabtu malamm ini, Yongky Ariwibowo dan kawan-kawan seharusnya akan menantang klub Pelita Jaya U-21 di Stadion Utama Senayan.

Jumat sore itu, saat mendampingi Okto menjalani sidang Komisi Disiplin PSSI, suami perempuan wakil rakyat Angelina Sondakh itu mengaku akan melihat langsung pertandingan uji coba perdana timnas tersebut.

"Kita nonton rame-rame ya," katanya kepada wartawan yang sejak pukul 14.00 WIB menunggunya di depan Kantor PSSI, Gelora Bung Karo.

Politisi Partai Demokrat itu sebelumnya menyatakan akan total mendukung timnas baik saat turun pada Pra-Olimpiade 2012 maupun SEA Games 2011.

Pria bernama lengkap Raden Pandji Chandra Pratomo Samiadji Massaid ini menargetkan timnas pimpinannya lolos ke babak berikutnya Pra-Olimpiade dan merebut medali emas SEA Games 2011.

Sebelum meninggal dunia, dia berikrar akan terus mendampingi timnas, mulai dari uji coba baik lokal maupun internasional, sampai semua pertandingan resmi.

Setelah melawan Pelita Jaya U-21, timnas akan menjalani dua kali uji coba internasional melawan timnas U-23 Hong Kong dan klub lokal Hong Kong pada 9 dan 11 Februari.

Sedangkan pertandingan resmi yang tadinya akan dihadiri Adjie adalah pertandingan Pra-Olimpiade 2012 melawan Turkmenistan di Stadion Jakabaring, Palembang, pada 23 Februari.

Aktor dan politisi muda ini memang begitu menggemari sepakbola. Dia bahkan sempat masuk Akademi Ajax Amsterdam Belanda, seangkatan dengan mantan pemain bintang dari Belanda Aaron Winter.

Kehilangan

Tidak hanya  keluarga, kerabat dan masyarakat, semua anggota skuad Pra-Olimpiade 2012 kehilangan manajer muda yang selama ini menangani mereka.

Salah satu punggawa timnas yang merasa sangat kehilangan adalah Oktovianus Maniani. Gelandang lincah timnas dan Sriwijaya FC itu adalah pemain yang terakhir berkomunikasi dengan Adjie.

Pemain asal Papua itu didampinginya selama menjalani sidang komisi disiplin PSSI, bahkan pendampingan ini terbilang luar biasa, karena biasanya yang mendampingi pemain adalah klub, bukan orang timnas.

Apalagi kasus yang dihadapi Okto tidak ada kaitannya dengan timnas.  Okto disidangkan karena sebuah kasus yang terjadi saat Sriwijaya bertanding melawan Persisam Samarinda. Saat itu Okto menanduk wasit sehingga dia diganjar kartu merah.

"Saya baru kenal dia. Tapi dia mau berbaur dengan pemain sehingga membuat kami lebih akrab selama menjalani pelatnas," kenang Okto.

Selama sidang komisi disiplin PSSI Jumat itu, Okto dan Ajie memang terlihat begitu dekat.  Tak lepas dari perhatian banyak wartawan dan asisten pelatih Widodo Cahyono Putro, mereka begitu akrab bertukar canda.

Usai sidang, Adjie menasihati Okto agar tidak mengulangi tindakan yang tidak sportifnya, di dalam maupun di luar lapangan.  Katanya, itu bakal merugikan Okto sebagai seorang profesional.

Adjie juga berpesan pada Okto untuk membawa timnas Indonesia mencapai prestasi terbaik, yang tahun ini bakal melewati kompetisi-kompetisi sengit, diantaranya Pra-Olimpiade dan SEA Games 2011.

"Terus terang saya sangat kehilangan. Dia juga mau mengantarkan saya menjalani sidang komisi disiplin," kata Okto.

Demi memberi penghormatan terakhir kepada sang manajer, seluruh punggawa timnas Pra-Olimpiade melayat ke rumah duka di Jalan Taman Cilandak II Blok E Nomor 14, Cilandak Barat, Jakarta.

Selamat jalan Ajie.

B016/S004

Oleh Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011