Tunis (ANTARA News/AFP) - Empat orang tewas dalam bentrokan antara para pemrotes dan polisi di kota Kef Tunisia barat laut,Sabtu, kata para aktivis dan saksi mata.

Ratusan pengunjuk rasa menuntut kepala kepolisian kota itu, Khaled Ghazouani dipecat karena menyalah gunakan kekuasaan,kata kantor berita pemerintah TAP.

Situasi memburuk ketika Ghazouani menampar seorang pemrotes dan masa berusaha menyerbu kantor polisi dan membakarnya.

Polisi melepaskan tembakan, menewaskan dua pengunjuk rasa berusia 13 dan 36 tahun, mencederai tiga orang lainnya, kata sumber-sumber persatuan aktivis dan sumber kementerian dalam negeri.

Dua dari mereka yang cedera kemudian meninggal akibat luka-luka yang dialami mereka, kata para aktivis dan seorang penduduk lokal kepada AFP Sabtu malam.

Satu sumber aktivis mengatakan Ghazouani kemudian ditahan dan situasi kembali tenang, Sabtu malam.

Kantor berita TAP melaporkan penahanan dua anggota pasukan ditangguhkan menyangkut kematian dua tahanan di Sidi Bouzid, di daerah tengah negara itu .

Pada Jumat ratusan orang melakukan unjuk rasa di depan kantor polisi di sana setelah staf medis di rumah sakit lokal mengatakan ada tanda kebakaran di mayat-mayat korban.

Dalam kerusuhan berikutnya mereka membakar tiga mobil polisi, kata seorang saksi mata kepada AFP.

Mengonfirmasikan kematian itu, Menteri Dalam Negeri Farhat Rajhi mengatakan tindakan itu mungkin dilakukan para pendukung pmerintah Ben Ali yang digulingkan itu.

Di Sidi Rahji Bouzid seorang pria muda, Mohamed Bouazizizi, meninggal setelah membakar dirinya pada 17 Desember , yang memicu protes.

Di Tunis, belasan anngota serikat buruh utama Tunisia melakukan unjuk rasa menyerukan perombakan kepemimpinannya.

"Pecat para manajer yang curang" teriak para anggota Serikat Pekerja Umum Tunisia (UGTT) di depan kantor pusat serikat buruh itu di Tunis, menyerukan sekjennya Abdessalem Jrad mundur.

"Kita telah menggulingkan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali, kini saatnya menyelesaikan perhitungan dengan manajemen birokratis UGTT yang bekerja sama dengan pemerintah peralihan dan mengkhianati organisinya," kata aktivis Habib Ayadi.

UGTT adalah pemain penting dalam protes-protes yang akhirnya menjatuhkan Ben Ali 14 Januari.

Kelompok itu ikut bergabung sebentar dengan pemerintah peralihan pimpinan Perdana Menteri Mohammed Ghannouchi sebelum para anggotanya mundur--- kendatipun demikian memberikan dukungan kepada pemerintah peralihan sejak dirombak.

Satu kelompok sempalan baru , Konfederasi Umum Pekerja Tunisia (CGTT) diumumkan Selasa.

Dalam satu usaha agar negara itu kembali normal, pemerintah peralihan Tunisia mengumumkan pengurangan dua jam arangan ke luar rumah, yang dimulai tengah malam dan berakhir pukul 04:00 waktu setempat (10:00 WIB).

Hanya belasan pemuda yang masih melakukan unjuk rasa damai menentang partai Persatuan Demokrat Konsitusional (RCD) di jalan Habib Bourguiba, yang sampai belum lama ini menjadi lokasi protes besar-besaran.

Sementara itu beberapa kendaraan lapis baja milik militer digelar di depan kementerian dalam negeri , teapi senapan-senapan mesin yang digelar di sana sudah tidak ada lagi.(*)

(Uu.H-RN/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011