Di Mesir, mereka umumnya berkerja sebagai pembantu rumah tangga di kalangan masyarakat menengah ke atas, seperti pengusaha, artis dan pejabat pemerintah
Kairo (ANTARA News) - Ribuan tenaga kerja wanita (TKW) yang mengadu nasib di Mesir tak bisa terlacak di tengah politik politik di negeri Ratu Cleopatra ini.

"Sekitar 5.000 TKW di Mesir tak bisa terlacak karena mereka tidak melapor ke KBRI saat kedatangan mereka," kata Kepala Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Kairo, Muhammad Abdullah kepada ANTARA di Kairo, Minggu malam.

Menurut dia, para TKW biasanya melapor ke KBRI bila memperpanjang masa berlakunya paspor atau bermasalah dengan majikan mereka.

KBRI selalu memperbarui data WNI dan resmi tercatat di KBRI tercatat 800 orang, katanya. Undang-undang tenaga kerja Mesir melarang pekerja asing non-formal.

Mereka datang ke Mesir lewat negara ketiga yang merupakan rembesan dari Arab Saudi dan negara-negara Teluk.

Abdullah menuturkan, para TKW itu umumnya datang ke Mesir dibawa oleh majikan mereka dari Arab Saudi dan negara-negara kaya minyak Teluk saat berlibur ke Mesir dan kemudian mereka berpindah majikan.

"Di Mesir, mereka umumnya berkerja sebagai pembantu rumah tangga di kalangan masyarakat menengah ke atas, seperti pengusaha, artis dan pejabat pemerintah," katanya.

Mantan staf Protokol dan Konsuler KBRI Kairo, Muhammad Haras Baco, yang biasa ditugasi mengurus TKW bermasalah, mengatakan memang cukup banyak mereka bekerja di Mesir.

"Saya mendapat informasi dari orang-orang Mesir dan pihak imigrasi setempat bahwa pekerja rumah tangga dari Indonesia lumayan banyak, tapi mereka semuanya ilegal," kata Haras Baco yang telah belasan tahun bermukim di Mesir.

Selain di Kairo, para TKW juga bekerja di sejumlah provinsi seperti Iskandariyah, Luxor, Marsa Matruh dan Suez, dan Port Said, ujar Haras, dan menambahkan, di antara mereka datang dari Yordania,

KBRI menyediakan tempat penampungan bagi TKW bermasalah dan hampir setiap tahun KBRI memulangkan pekerja bermasalah tersebut.

Beberapa orang di antaranya baru saja dipulangkan lewat kloter evakuasi WNI yang disediakan pemerintah Indonesia.

Sementara itu, evakuasi warga negara Indonesia (WNI) kloter ketiga telah diberangkatkan dengan pesawat Garuda dari Bandara Kairo ke Jakarta pada Ahad petang dan dijadwalkan tiba di Jakarta pada Senin (7/2) pagi.

Pesawat Garuda jenis Boeing 747 pada kloter ketiga tersebut mengangkut 401 WNI, terdiri atas 317 mahasiswi, 69 mahasiswa, 11 anak dan empat TKW.

Evakuasi kloter keempat direncanakan berlangsung pada Selasa (8/2), kata Protkons Abdullah.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011