Bilbao, Spanyol (ANTARA News) - Batasuna, sayap politik separatis Basque ETA yag dilarang di Spanyol, membentuk sebuah partai baru Senin dalam upaya memperoleh lagi status resmi dan mengambil bagian dalam pemilihan umum yang akan datang, demikian Reuters melaporkan.

Batasuna, yang dilarang sejak 2003 karena hubungannya dengan ETA, ingin mengikuti pemilihan umum daerah pada Mei dan berencana mengajukan pembentukan partai baru itu ke kementerian dalam negeri Spanyol pada Rabu -- termasuk nama baru partai -- kata dua anggota partai itu pada jumpa pers, Senin.

"Dalam status yang akan kami ajukan, (partai) menolak dan menentang penggunaan kekerasan... atau ancaman kekerasan untuk tujuan politis, yang mencakup kekerasan ETA dalam segala bentuk," kata pemimpin partai Rufi Etxeberria pada jumpa pers di Bilbao di daerah Basque.

Pengadilan akan memutuskan apakah partai baru itu akan bisa mengambil bagian dalam pemilihan umum tersebut.

"Ini berita penting dan perkembangan berarti, namun saya juga ingin mengatakan bahwa demokrasi Spanyol menuntut banyak persyaratan dengan kelompok ini," kata Marcelino Iglesias, seorang anggota ternama partai Sosialis yang berkuasa.

Batasuna dan ETA telah membuat serangkaian isyarat ke arah perdamaian dalam beberapa bulan ini. Pada Januari, ETA mendeklarasikan gencatan senjata permanen yang bisa dibuktikan, setelah perang mematikan mereka selama lebih dari 40 tahun dalam upaya mendirikan negara merdeka di wilayah-wilayah Spanyol utara dan Prancis baratdaya.

Deklarasi itu merupakan gencatan senjata permanen pertama yang diumumkan secara sepihak oleh ETA dalam operasi pemboman dan penembakan yang telah menewaskan 829 orang dalam waktu lebih dari 40 tahun.

Spanyol dan Prancis bekerja erat untuk menumpas ETA, yang bertanggung jawab atas kematian ratusan orang dalam perang gerilya 41 tahun mereka untuk mendirikan negara merdeka Basque di wilayah-wilayah Spanyol utara dan Prancis baratdaya.

ETA, yang beberapa waktu lalu memperingati setengah abad kelahiran mereka, dibentuk pada 31 Juli 1959 oleh sebuah kelompok nasionalis mahasiswa sayap kiri yang menentang kediktatoran sayap kanan Jendral Francisco Franco, yang menindas bahas Basque.

Pasukan keamanan memperkirakan bahwa kelompok separatis itu, yang melemah akibat penangkapan para pemimpin tinggi mereka dan telah lama relatif tidak aktif, berusaha melakukan unjuk kekuatan untuk membuktikan bahwa mereka masih bisa melancarkan serangan terhadap pemerintah Spanyol dan menjaga semangat para pendukungnya.

Meski sebagian besar penduduk Basque tampaknya mendukung kemerdekaan bagi wilayah pegunungan itu, yang sudah memiliki otonomi besar, dukungan bagi kekerasan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini.

Serangan fatal yang dituduhkan pada ETA terjadi pada Juni 2009, ketika sebuah bom mobil menewaskan seorang polisi anti-teroris di kota Bilbao, Basque.

ETA dituduh bertanggung jawab atas kematian lebih dari 800 orang dalam operasi kekerasan mereka selama puluhan tahun untuk kemerdekaan Basque.

Para analis mengatakan, ETA kehilangan dukungan bagi perjuangan mereka melalui kekerasan, namun pengumpulan pendapat umum menunjukkan mayoritas penduduk Basque mungkin masih menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari Spanyol.

Pada April, polisi menangkap tersangka komandan utama ETA Jurdan Martitegi, sehingga jumlah komandan mereka yang ditangkap menjadi empat orang dalam waktu kurang dari setahun. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011