Yogyakarta (ANTARA News) - Dakwahtainmen, program televisi yang menggabungkan dakwah dan hiburan, dapat menjadi peluang dan tantangan bagi sarjana dakwah untuk memanfaatkannya, kata pakar ilmu agama Islam dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Nurul Yamien.

"Sarjana dakwah diharapkan mampu memasuki dakwahtainmen, karena dakwah melalui televisi dinilai efektif. Televisi dipandang sebagai media strategis untuk penyampaian dakwah kepada masyarakat secara menyeluruh," katanya di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, dakwahtainmen juga menjadi tantangan bagi para sarjana dakwah karena program itu merupakan hasil konstruksi yang lebih banyak dipengaruhi oleh produksi dan kalangan media.

"Dakwahtainmen menyimpan dualisme yang serius. Di satu sisi dakwah melalui televisi bisa sangat efektif, di sisi lain televisi merupakan suatu budaya pop yang di dalamnya terdapat ideologi kapitalisme," katanya.

Ia mengatakan, dakwah identik dengan keikhlasan demi ketajaman spiritual dan kesalehan sosial, tetapi berhadapan dengan budaya massa yang menganut ideologi pasar yang menitikberatkan pada keuntungan finansial.

Adanya kapitalisme, menurut dia, mengakibatkan segala kreativitas budaya mau tidak mau harus bertarung untuk merebut pangsa pasar demi mendapatkan keuntungan dari konsumen. Pada tahap ini sangat tampak tarik-menarik antara idealisme dakwah dan hiburan.

"Namun demikian, bukan berarti kita harus meninggalka televisi sebagai media dakwah, melainkan menjadikan televisi bagian dari pelaksanaan dakwah," kata dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu.

Ia mengatakan, dakwah di televisi selain menjadi tantangan yang berat bagi pelaksanaan dakwah, tetapi juga memberikan peluang dan harapan bagi profesi dakwah di bidang media massa.

"Oleh karena itu, kehadiran sarjana dakwah yang menguasai persoalan media televisi baik secara teknis maupun pragmatis sangat diharapkan," katanya.(*)

(L.B015*H010/H008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011