Surabaya (ANTARA News) - Universitas Airlangga Surabaya menambah tiga guru besar sehingga salah satu kampus tertua di Indonesia itu memiliki 401 guru besar.

"Tiga guru besar yang baru adalah Prof Dr drh Nunuk Dyah Retno Lastuti MS, Prof Dr Bambang Tjahjadi SE MBA Ak, dan Prof Dr drg Diah Savitri MSi Sp.PM," kata Kepala Humas dan Protokol Unair Surabaya Dr Mangestuti Apt, Kamis.

Ketiga guru besar yang baru itu akan dikukuhkan Rektor Unair Prof Fasich Apt pada 19 Februari 2011.

Ia menjelaskan, Prof Nunuk Dyah Retno Lastuti dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Parasitologi Veteriner dan akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Pendekatan Biologi Molekuler dan Imunologi untuk Pengembangan Diagnosis Penyakit Parasit (Skabies)."

"Saya tertarik menyampaikan penyakit skabies yang dialami kambing setelah saya menyusun disertasi tentang penyakit kulit dengan penelitian pada sejumlah kambing di Lamongan," kata Prof Nunuk DRL.

Sementara itu, Prof Bambang Tjahjadi sebagai guru besar bidang Ilmu Akuntansi akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Fatamorgana Good Governance di Indonesia dan Peran Strategis Sistem Manajemen Terintegrasi."

"Saya mengangkat tema Fatamorgana Good Governance, karena saya melihat pemerintah sudah menjalankan kebijakan itu, tapi kenapa masih ada mafia pajak, mafia tanah, mafia obat-obatan, mafia pendidikan, mafia hukum, dan sebagainya," kata Prof Bambang Tjahjadi.

Lain halnya dengan Prof Diah Savitri. sebagai guru besar bidang Ilmu Penyakit Mulut, ia akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Ilmu Penyakit Mulut (Oral Medicine) sebagai Jembatan yang Memfasilitasi Ilmu Kedokteran Gigi dan Kedokteran."

"Tidak banyak orang yang tahu bahwa rongga mulut dapat menjadi indikator penyakit sistemik yang diderita seseorang, seperti diabetes, ginjal, herpes, HIV/AIDS, hepatitis, dan sebagainya," kata Prof Diah Savitri.

Ia menambahkan dokter penyakit mulut selama ini tidak dilirik masyarakat karena masyarakat cenderung mengunjungi dokter gigi atau dokter umum, padahal dokter penyakit mulut dapat mendeteksi gejala penyakit sistemik sehingga dapat dicegah lebih dini.
(E011)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011