Surabaya (ANTARA News) - Masyarakat diminta tenang dan tidak perlu risau keberadaan makam mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jatim yang ambles akibat diguyur hujan.

"Tidak perlu ada yang dikhawatirkan dengan makam Gus Dur. Pihak keluarga selalu memperhatikannya," kata Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim), Saifullah Yusuf, di Surabaya, Minggu.

Ia sama sekali tidak percaya jika makam yang ambles itu sampai kelihatan kain kafan jenazah cucu pendiri Jami`iyyah Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syekh Hasyim Asy`ari tersebut.

"Nggak mungkinlah sampai kelihatan kain kafannya karena begitu ambles sedikit saja sudah ada yang menguruknya. Makam itu di tengah pondok, sudah barang tentu banyak yang mengurusnya selain dari pihak keluarga," kata Saifullah yang juga masih keponakan Gus Dur itu.

Apalagi amblesnya karena hujan sehingga menurut dia, sangat tidak mungkin sampai kelihatan jasadnya yang berada di dalam tanah sekalipun hujannya deras.

"Amblesnya pun hanya karena struktur tanah. Itu pun tidak parah karena di sana bukan tanah pegunungan yang mudah longsor," katanya menjelaskan.

Terkait amblesnya makam Gus Dur itu, pemerintah tidak perlu turun tangan karena sudah bisa diatasi sendiri oleh pihak keluarga. "Soal makam, pemerintah memang tidak ikut `cawe-cawe` karena itu hak keluarga.

Pemerintah hanya membantu pembangunan infrastruktur untuk mempermudah para peziarah agar tidak mengganggu kegiatan belajar dan mengajar para santri," katanya.

Untuk pembangunan infrastruktur dialokasikan dana sedikitnya Rp180 miliar oleh pemerintah pusat, Pemprov Jatim, dan Pemkab Jombang. Dana itu digunakan untuk penyediaan lahan parkir, fasilitas umum bagi para peziarah, dan peningkatan jalan raya ruas Jombang-Cukir.

Sementara itu, pengasuh PP Tebuireng, KH Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah, menyatakan makam kakak kandungnya itu sudah dibenahi oleh pihak keluarga.

"Makam itu ambles pada Selasa (16/2) lalu, saat saya berada di Jakarta. Saat itu juga saya perintahkan segera diuruk," katanya saat dihubungi dari Surabaya.

Gus Dur meninggal dunia di Jakarta pada 30 Desember 2009 dalam usia 68 tahun. Jenazah mantan Ketua Umum PBNU itu dimakamkan di PP Tebuireng dalam upacara militer yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 31 Desember 2009.(*)

(T.M038/S019)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011