Moskow (ANTARA News) - Tiga bom dijinakkan di wilayah Kaukasus Utara Rusia yang dilanda kekerasan, Minggu, sementara pengamanan ditingkatkan beberapa hari setelah militan menembak mati lima orang.

Polisi menemukan tiga bom yang mengandung sekitar 70 kilogram TNT di sebuah mobil yang diparkir dekat hotel di daerah Kabardino-Balkaria, kata kantor berita RIA, seperti dikutip Reuters.

"Jika bom-bom itu meledak, banyak korban akan berjatuhan," kata RIA mengutip seorang aparat penegak hukum setempat.

Jumat, penyerang menembak lima wisatawan dari daerah Moskow, menewaskan tiga orang dan melukai dua lain. Sabtu, seorang polisi dibunuh di Nalchik, ibukota Kabardino-Balkaria, dan kepala sebuah desa berdekatan ditembak mati oleh orang-orang bersenjata yang tidak dikenal.

Sebuah kereta kabel diledakkan Jumat malam di daerah Gunung Elbrus, puncak tertinggi di Kaukasus. Meski tidak ada korban, pihak berwenang setempat memutuskan menutup daerah ski itu. Wisata ski dibuka lagi Minggu, namun pelancong dikabarkan meninggalkan daerah tersebut.

Aparat melakukan pengamanan lebih ketat dalam apa yang mereka sebut operasi anti-teroris.

Rusia telah lama menghadapi kekerasan muslim di wilayah selatan negara itu. Bulan lalu seorang penyerang bom bunuh diri dari Kaukasus Utara menewaskan 36 orang di bandara terbesar Moskow.

Moskow berulang kali dilanda serangan pada tahun lalu yang dituduhkan pada muslim garis keras dari wilayah Kaukasus Utara.

Dua pemboman yang dilakukan dua wanita penyerang bunuh diri di metro Moskow pada 29 Maret 2010 menewaskan 40 orang dan melukai lebih dari 100.

Kekerasan berkobar di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim, dimana gerilyawan yang marah karena kemiskinan dan terdorong oleh ideologi jihad global ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang berdasarkan hukum sharia.

Kremlin hingga kini masih berusaha mengatasi gerilyawan muslim di Kaukasus, satu dasawarsa setelah pasukan federal mendongkel dominasi separatis di Chechnya.

Dagestan, yang terletak di kawasan pesisir Laut Kaspia, telah menggantikan wilayah-wilayah tetangganya sebagai pusat kekerasan di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim.

Dagestan berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia menghadapi kekerasan muslim garis keras, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah.

Serangan-serangan itu telah membuat Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di Chechnya antara pasukan pemerintah dan gerilyawan separatis. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011