Lebak (ANTARA News) - Jumlah penderita diare di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, selama empat hari terakhir mencapai 231 orang dan seorang diantaranya dilaporkan meninggal dunia.

"Sebelumnya jumlah penderita 200 orang, namun kini tercatat 231 orang," kata Eha, petugas Posko Kesehatan Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Jumat.

Dia mengatakan, jumlah 231 orang terdiri atas warga Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung sebanyak 176 orang.

Warga Desa Muara Dua, Kecamatan Cikulur mencapai 41 orang dan di antaranya seorang meninggal dunia setelah menjalani perawatan DI Rumah Sakit Misi Rangkasbitung.

Sedangkan, penderita lainya warga Kecamatan Maja sebanyak 14 orang.

Mereka para penderita diare ditangani tenaga medis Rumah Sakit, Puskesmas, serta Posko kesehatan desa.

Selama ini, kata dia, mereka para korban diare kondisi kesehatannya sudah kembali membaik dan sebagian besar diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.

"Kami dua hari lalu merawat pasien diare sebanyak 36 orang, namun kali ini tinggal delapan lagi," katanya.

Menurut dia, kemungkinan jumlah penderita diare di Desa Pasir Tanjung, Rangkasbitung makin berkurang karena banyak pasien yang dirawat kembali normal.

Namun demikian, pihaknya tetap melakukan pemantauan kepada pasien diare agar penyakit tersebut tidak kembali meluas.

Karena itu, pihaknya memberikan penyuluhan-penyuluhan di daerah endemik diare terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk sebelum makan terlebih dulu mencuci tangan.

Petugas medis juga mengajak warga agar menjaga kebersihan lingkungan dan tidak menggunakan air Sungai Ciberang untuk keperluan mandi, cuci dan kaku (MCK).

Selain itu mereka diberikan obat-obatan untuk mencegah diare, seperti obat anti infeksi dalam dan oralit.

"Saya kira sepanjang PHBS dan lingkungan dinilai baik dipastikan tidak akan terjadi kejadian luar biasa (KLB) diare," ujarnya.

Kepala Puskesmas Rangkasbitung dr Budi Mulyanto mengatakan, merebaknya kasus penyakit diare tersebut setelah warga menyantap jamuan di salah satu rumah warga yang menggelar pesta pernikahan, pada Minggu (20/2).

Selama beberapa jam, kata dia, warga mengalami gejala buang air besar berkali-kali, mual, dan pusing hingga kondisi kesehatan penderita lemas.

"Sejak itulah mereka mendatangi Rumah Sakit, Puskesmas dan Posko kesehatan," katanya.

Namun demikian, kasus KLB diare di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung tidak memakan korban jiwa karena cepat dilarikan ke sejumlah rumah sakit dan pos kesehatan.

"Saya kira jika mereka lambat penanganan medis dipastikan banyak korban jiwa," katanya.

(KR-MSR/A035/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011