Jakarta (ANTARA News) - Politisi Partai Demokrat Eddy Yus Amirsah menilai tudingan Jaringan Pemilih Tangerang Selatan (JPTS) kepada pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan, Airin Racmi Diany-Benyamin Davnie, sebagai kampanye hitam.

"Saya menyayangkan tudingan JPTS yang mendiskreditkan pasangan lain tanpa bukti. Ini permainan tidak sehat," katanya melalui surat elektronik (email)-nya Sabtu malam.

Penilaian itu disampaikan Eddy Yus Amirsah menjelang pemungutan suara ulang pemilihan kepala daerah Kota Tangerang Selatan yang diikuti empat pasangan calon, Minggu (27/2).

Menurut dia, melalui informasi yang dirilis ke berbagai media, JPTS menuding pasangan Airin Racmi Diany-Benyamin Davnie melakukan praktik "politik uang".

"Tudingan itu tidak benar dan tanpa bukti," katanya.

Menurut Eddy, jika JPTS mencurigai pasangan Airin Racmi Diany-Benyamin Davnie melakukan praktik politik uang, mereka bisa melaporkannya ke panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) sesuai aturan yang berlaku.

Tindakan JPTS itu menjadi preseden buruk yang berpotensi memperkeruh suasana menjelang pemungutan suara ulang hari Minggu.

Karenanya, Eddy meminta JPTS agar bersikap sportif dan mematuhi semua aturan supaya situasi Kota Tangerang Selatan tetap kondusif.

Sementara itu, tokoh masyarakat yang juga salah seorang deklarator JPTS, Ustadz Rasyud Syakir, menyayangkan JPTS menjadi kendaraan politik salah satu pasangan calon walikota dan wakil walikota Tangerang Selatan.

"Saya menyayangkan JPTS telah dijadikan kendaraan politik. Padahal, JPTS semula didirikan untuk memberikan pembelajaran politik kepada masyarakat," katanya.

Menurut dia, pembentukan JPTS dilakukan dengan pertimbangan heterogenitas masyarakat Kota Tangerang Selatan. Karenanya mereka membutuhkan pembelajaran politik menjelang pemilihan kepala daerah yang pertama.

Direktur Visi Indonesia, Abdul Hamied, mengatakan, telah terjadi perang opini melalui media massa dan kampanye hitam melalui selebaran dan pamflet menjelang pemungutan suara ulang pemilihan kepala daerah Kota Tangerang Selatan

"Ini berbahaya bagi masa depan demokrasi dan bisa merusak solidaritas warga," katanya.

Hamied mengajak masyarakat Kota Tangerang Selatan agar bersikap rasional dalam menyikapi berbagai isu dan ikut menjaga suasana tetap kondusif. (R024/R013/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011