Semarang (ANTARA News) - Para pengusaha yang tergabung dalam Indonesian Islamic Business Forum (IIBF) menggagas gerakan "Beli Indonesia" sebagai seruan untuk membeli produk-produk Indonesia.

"Produk-produk asing saat ini menguasai pasar Indonesia, akhirnya bangsa Indonesia kembali terjajah dengan serbuan produk asing ini," kata Presiden IIBF, Heppy Trenggono di Semarang, Minggu.

Usai sarasehan ekonomi "Membangun Kejayaan Ekonomi Indonesia" itu, ia mengatakan saat ini bangsa Indonesia melupakan apa yang seharusnya dibela, yakni produk-produk lokal yang diproduksi bangsa sendiri.

Menurut dia, kalau zaman penjajahan bangsa Indonesia begitu gigih membela tanah air, karena memahami apa yang yang harus dibela dan diperjuangkan, yakni kemerdekaan Indonesia.

Namun, kata dia, bangsa Indonesia saat ini seakan lupa dan tidak tahu apa yang harus dibela, karena itu pihaknya ingin mengingatkan bahwa produk-produk lokal harus dibela dari serangan produk asing.

"Hampir seluruh barang untuk kebutuhan hidup masyarakat sudah dikuasai produk asing, seperti air mineral dan susu instan, padahal bangsa Indonesia juga sudah bisa membuat produk serupa," katanya.

Jangan lupa, kata dia, bangsa Indonesia pernah dikenal dunia dengan produk karya anak bangsa di bidang kedirgantaraan, yakni pesawat N 250 yang sempat bersaing di beberapa ajang kedirgantaraan.

Namun, ia mengatakan bangsa Indonesia sendiri yang tidak bisa mempertahankan produk buatan anak negeri itu, termasuk dalam sektor perekonomian lainnya yang kian dikuasai produk asing.

Ia menjelaskan 92 persen produk teknologi yang dipakai bangsa Indonesia merupakan buatan asing, 80 persen produk farmasi juga dikuasai asing, demikian juga dengan 80 persen produk tekstil.

"Dengan penduduk sebanyak 237 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang sangat menggiurkan, apalagi dengan pola masyarakatnya yang konsumtif. Ini yang membuat produk asing menguasai pasar," katanya.

Karena itu, IIBF menggagas gerakan "Beli Indonesia" yang berisi tiga poin, antara lain Membeli Indonesia, bukan karena lebih baik, bukan karena lebih murah, tetapi karena milik bangsa sendiri.

Ia mengakui pemerintah memang sudah mencanangkan gerakan serupa sebelumnya, namun di saat yang sama juga ikut andil dalam menyuburkan serbuan produk-produk asing ke Indonesia.

"Gerakan `Beli Indonesia` lebih membidik pembangunan karakter masyarakat Indonesia untuk lebih mencintai produk lokal, untuk melindungi para pengusaha lokal yang kian terjepit," kata Heppy.(*)

(U.KR-ZLS/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011