Jakarta (ANTARA News) - Ketua Tim Pengawasan Kebijakan Pembatasan BBM Bersubsidi Anggito Abimanyu mengatakan bahwa tim dari tiga perguruan tinggi masih mengkaji kebijakan subsidi BBM dan pada Rabu (2/3) akan bertemu kembali.

Anggito yang dihubungi di Jakarta, Senin, menyebutkan, tim yang dipimpinnya baru akan bertemu pada Rabu mendatang sehingga belum ada kesimpulan apakah pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan ditunda atau tetap dilaksanakan mulai 1 April 2011.

"Apa yang dikatakan Pak Hatta (Menko Perekonomian Hatta Rajasa) itu kan kalau belum siap (baru ditunda), kalau dari kita masih melakukan kajian," katanya.

Menurut Anggito, kajian yang dilakukan oleh tim perguruan tinggi ini meliputi sisi kebijakan, kesiapan serta pengawasan. Misalkan kesiapan di lapangan seperti terkait distribusinya dan tangki pertamax-nya, mekanisme pengawasannya agar tidak terjadi kebocoran. Termasuk kemungkinan menggunakan teknologi informasi untuk melakukan pengawasan.

Ia menyebutkan, semua aspek perlu dilihat sebelum pembatasan itu benar-benar dilakukan, termasuk masalah ekstenal lain yang tak kalah penting yakni dampak kenaikan harga minyak di pasar internasional terhadap dalam negeri. Harus dilihar sejauh mana harga internasional akan berpengaruh terhadap dalam negeri.

Menurut dia, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk rasionalisasi disparitas (selisih) harga di dalam negeri dan di luar negeri. "Saya rasa ini merupakan momentum yang tepat untuk itu," katanya.

Pemerintah sebelumnya berencana untuk membatasi penggunaan BBM bersubsidi mulai Januari 2011, namun kemudian ditunda hingga April 2011. Namun hingga saat ini belum ada keputusan pasti mengenai rencana pembatasan BBM bersubsidi itu apakah akan tetap dilaksanakan mulai April 2011 atau ditunda kembali.

Sementara itu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana menyatakan bahwa keputusan pelaksanaan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi masih menunggu hasil kajian dari tiga perguruan tinggi.

"Pelaksanaan kajian ditugaskan kepada tiga perguruan tinggi, mereka akan sampaikan laporan pada Maret nanti, saya belum bisa kasih komentar," kata Armida.

Menurut dia, setelah ada kajian dari tiga perguruan tinggi itu maka pemerintah baru dapat mengambil keputusan pasti. Tiga perguruan tinggi itu adalah UGM, UI, dan ITB.

Ia menyebutkan, penundaan pelaksanaan pembatasan BBM bersubsidi hanya satu opsi saja karena masih terbuka opsi lain.

Armida menyebutkan, paling tidak ada tiga faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembatasan BBM bersubsidi yaitu kesiapan implementasi, dampak inflasi, dan harga minyak dunia.

"Harga minyak dunia yang sekarang melonjak terutama karena gejolak di Timur Tengah tentu berpengaruh ke Indonesia. Asumsi harga minyak di APBN hanya 80 dolar AS per barel sekarang harga internasional mencapai 115 dolar AS per barel," katanya.

(A039/B012/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011