Jammu, India (ANTARA News) - Perdana Menteri India Manmohan Singh mengatakan, Jumat, ia akan melakukan perundingan perdamaian baru dengan Pakistan dengan "pikiran terbuka", dengan membahas semua persoalan termasuk masalah Kashmir yang berkepanjangan.

New Delhi dan Islamabad mengumumkan pada 10 Februari bahwa mereka akan memulai lagi perundingan perdamaian penuh yang dibekukan lebih dari dua tahun lalu setelah sejumlah gerilyawan muslim dari Pakistan menyerang ibukota finansial India, Mumbai, demikian AFP melaporkan.

"Kami ingin mengatasi semua masalah yang belum terselesaikan antara kedua negara melalui dialog bersahabat dan negosiasi konstruktif serta penuh arti," kata Singh pada acara di sebuah universitas di negara bagian Jammu dan Kashmir yang dilanda perselisihan.

"Ini mencakup masalah Jammu dan Kashmir," katanya di Jammu, ibukota musim dingin yang sebagian besar tenang selama pemberontakan muslim yang meletus pada 1989.

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi akan mengunjungi India pada Juli pada awal pembukaan kembali perundingan berskala penuh.

Hubungan antara India dan Pakistan ternoda oleh sengketa-sengketa menyangkut masalah perbatasan dan sumber daya dan tuduhan bahwa gerilyawan Pakistan melakukan serangan di India.

"Kami bersedia membahas semua masalah yang membebani perdamaian, martabat dan kesejahteraan rakyat Jammu dan Kashmir," tambah Singh.

Kashmir India tahun lalu dilanda protes terbesar terhadap kekuasaan India, yang menewaskan lebih dari 110 pemrotes, sebagian besar akibat tembakan polisi terhadap pemuda pelempar batu.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Perbatasan de fakto memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011