Bintang Medan meski bermain hadapan publiknya sendiri, di babak pertama lebih banyak menerima tekanan dari Persebaya 1927. Di babak pertama, Bintang Medan hanya mampu melayani permainan tim "Bajul Ijo" sekitar sepuluh menit pertama.
Berikutnya ritme permainan lebih banyak dikendalikan anak-anak Surabaya, persis di menit ke-15 Oktavio Dutra sudah berhasil membawa Persebaya unggul satu gol memanfaatkan umpan lambung dari sepak pojok yang dilakukan Rendi Irawan.
Meski sudah unggul satu gol, anak-anak asuh Aji Santoso itu tetap tidak mengendurkan serangan, berkali-kali para penyerang persebaya nyaris menggandakan keunggulan. Namun berkat kepiawaian penjaga gawang Decky dibawah mistar, gawang Bintang Medan masih terselamtkan dari bombardiran lawan.
Kedudukan satu gol untuk keunggulan persebaya ini bertahan hingga turun minum. Di babak kedua, permainan anak-anak Bintang Medan mulai memperlihatkan peningkatan dan secara perlahan mulai memegang kendali permainan.
Permainan cepat ngotot dan keras yang mereka peragakan di babak kedua itu, ternyata cukup cukup ampuh. Buktinya empat menit memasuki babak kedua, mereka sudah berhasil menyamakan kedudukan.
Adalah Yosep Ostanika yang berjasa besar, karena melalui tandukannyalah Bintang Medan berhasil menyamakan kedududukan. Sama seperti gol Persebaya, gol Bintang Medan juga berawal dari sepak pojok dan gol yang terjadi juga sama-sama melalui hasil tandukan.
Namun meski di babak kedua lebih banyak menguasai bola, Bintang Medan gagal menambah gol berkait rapatnya barisan belakang Persebaya yang dikomandoi Michael Cvetkovski dan Erol Iba. Hingga pertandingan usai, kedudukan tetap tidka berubah 1-1.
Pelatih Persebaya 1927, Aji Santoso, usai pertadingan mengatakan, dibabak pertama mereka bermain cukup bagus dan lebih banyak melakukan tekanan ke barisan pertahanan Bintang Medan.
Namun dibabak kedua, tim nya mulai kedodoran. Hal itu tidak terlepas dari ngototnya anak-anak Bintang Medan yang selain bermain taktis juga menerapkan permainan umpan-umpan lambung.
"Hasil seri ini cukup bagi kami, karena sejak awal kami memang menargetkan dapat mencuri poin dari Bintang Medan. Dari segi permainan cukup bagus, kedua tim bermain cantik," katanya.
Berbeda dengan pelatih Bintang Medan, Michael, yang mengaku kecewa dengan hasil seri tersebut, apalagi mereka bermain sebagi tuan rumah.
"Tidak tampilnya Amine yang masih cedera memang sangat berpengaruh pada benteng pertahanan kita. Lawan terlalu mudah menerobosnya," katanya.
Listrik Padam
Permainan cantik yang diperagakan kedua tim ternyata harus ternodai oleh padamnya listrik di menit 47 yang memaksa wasit Jayric Ilegan asal Philifina menghentikan pertandingan.
Lebih kurang sekitar 22 menit pertandingan harus terhenti. Selama itu pula para pemain harus bersabar dan tetap menunggu di tengah lapangan sambil menunggu hidupnya kembali listrik.
Setelah menunggu sekitar 22 menit, lampu penerangan kembali menyala, setelah panitia menghidupkan mesin genset. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011