New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah melesat tinggi pada Jumat waktu setempat, dengan kontrak New York ditutup pada tertinggi baru dua tahun karena pedagang mengawasi ketat pertempuran di Libya, khususnya di timur yang merupakan kawasan minyak yang penting.

Minyak mentah light sweet di New York untuk pengiriman April ditutup pada 104,42 dolar per barel, naik 2,51 dolar dari Kamis, demikian AFP melaporkan.

Kontrak acuan WTI (West Texas Intermediate) bertambah sekitar 18 dolar, atau lebih dari 21 persen, selama dua minggu terakhir. WTI mencapai puncak "intraday" Jumat pada 104,60 dolar, tingkat tertinggi sejak 29 September 2008.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk April naik 1,18 dolar menjadi menetap di 115,97 dolar.

"Investor baru sedang bergerak untuk akan memukul pasar," ujar Rich Ilczyszyn dari broker Lind-Waldock. "Ini bisa membuka pintu ke 110 dolar, bahkan 115 dolar tergantung tentang bagaimana hal-hal yang terungkap di Timur Tengah."

Ilczyszyn mengatakan rally tajam harga minyak bukan "khusus" tentang penawaran dan permintaan, melainkan "perdagangan yang emosional."

Selain itu, pedagang tidak ingin menjadi minyak secara singkat pergi ke akhir pekan, katanya.

"Sabtu, Minggu, kita tidak tahu apa yang akan terjadi," katanya. "Ada risiko terlalu banyak."

Pasukan setia kepada pemimpin Libya Moamar Kadhafi dan kekuatan oposisi bentrok di Tripoli, ibukota, sementara pesawat tempur Libya membom posisi pemberontak di bagian timur negara itu.

Pasukan pemberontak mengklaim telah menguasai pelabuhan minyak Brega dan Raslanuf di timur, adegan pertempuran sengit.

"Gangguan pasokan di Libya kemungkinan memanjang selama beberapa bulan," kata Andy Lipow di Lipow Oil Associates.

"Ini banyak pasokan bagi dunia dalam lingkungan permintaan yang meningkat."

Lipow mencatat bahwa produksi di Nigeria dan Angola diperkirakan akan lambat dalam beberapa bulan ke depan karena alasan pemeliharaan, lebih menekan pasokan minyak mentah light.

Libya, seperti Nigeria, menghasilkan minyak mentah light yang rendah belerang, sehingga mudah untuk penyulingan.

Libya menghasilkan sekitar 2,0 persen minyak mentah dunia.

Negara Afrika utara biasanya memompa sekitar 1,6 juta barel per hari, tetapi kepala National Oil Corporation Libya, Shukri Ghanem, mengatakan Kamis bahwa produksi minyak "telah berkurang separuhnya." (A026/A023/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011