New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah melonjak lagi pada Senin waktu setempat, karena pedagang resah tentang meningkatnya bentrokan di Libya antara pasukan yang setia kepada pemimpin Moamer Kadhafi dan pemberontak yang berusaha mengakhiri pemerintahan empat dekadenya, demikian AFP melaporkan.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, berakhir pada 105,44 dolar per barel, meningkat sebesar 1,02 dolar sejak Jumat.

Patokan kontrak berjangka WTI telah meningkat lebih dari 20 persen dalam dua minggu terakhir. Sebelumnya pasa Senin, WTI mencapai puncak intraday 106,95 dolar, nilai tertinggi sejak 26 September 2008.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk April naik setinggi 118,50 dolar sebelum berkurang kembali menjadi ditutup pada 115,04 dolar per barel.

"Selama pertempuran antara Kadhafi dan pemberontak berlanjut, kita akan melihat penawaran minyak mentah naik," kata Matt Smith dari Summit Energy.

"Apalagi selama akhir pekan kami melihat masalah lebih lanjut di negara lain, seperti Bahrain dan Yaman."

Pasukan Kadhafi meluncurkan serangan udara baru kepada pemberontak dekat pelabuhan minyak utama Tau Lanuf sehingga konflik berusia tiga minggu berbelok arah ke perang saudara.

"Dengan semua ketidakpastian tentang berapa banyak produksi diperoleh di Libya, kita masih akan melihat pasar gugup dan dengan dorongan `bullish`," kata Smith.

Libya adalah pengekspor minyak keempat terbesar di Afrika setelah Nigeria, Aljazair dan Angola, memproduksi sekitar 1,8 juta barel per hari, dengan cadangan 42 miliar barel.

Mike Fitzpatrick dari Kilduff Reportmenjelaskan kota pelabuhan memiliki sekitar 200.000 barel minyak mentah di terminal dan merupakan lokasi bagi kilang terbesar negara itu, dengan kapasitas produksi harian 220.000 barel.

Pekan lalu, Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa kekacauan telah merugikan Libya antara 850.000 hingga satu juta barel produksi per hari, lebih dari separuh dari produksinya dan sekitar 1,0 persen dari konsumsi global. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011