Pesan kami pada pemerintah adalah lakukan pembaruan fundamental, jika anda tidak menginginkan revolusi
Baku (ANTARA News) - Aparat kepolisian di bekas Uni Soviet, Azerbaijan, Sabtu menahan 50 aktivis oposisi yang berusaha menggelar unjuk rasa anti pemerintah yang diilhami demonstrasi besar di dunia Arab.

Sekitar 200 anggota partai oposisi Musavat telah berkumpul di Lapangan Fountain di Baku pusat untuk berunjuk rasa, tapi dengan cepat dibubarkan oleh polisi, seorang wartawan AFP di tempat itu melaporkan.

Para pengunjuk rasa, termasuk pemimpin Musavat Arif Hajili dan Tofik Yakublu, menyanyikan "Kebebasan! Pengunduran Diri!", saat polisi berseragam dan berpakaian-biasa membawa mereka menjauh ke bus-bus polisi. Beberapa dari mereka dibebaskan segera setelah itu.

"Polisi menahan 50 warga pada 12 Maret," kata kementerian dalam negeri dalam satu pernyataan. Kementerian itu menambahkan bahwa 30 orang telah dibebaskan, tapi 20 yang lain masih ditahan dan akan tampil kemudian di pengadilan.

Isa Gambar, pemimpin Musavat, mengatakan pada AFP bahwa revolusi di Azerbaijan sudah dekat bila pemerintah gagal memulai pembaruan demokratis.

"Pesan kami pada pemerintah adalah lakukan pembaruan fundamental, jika anda tidak menginginkan revolusi," kata Gambar.

"Demonstrasi hari ini bersejarah, ini menandai awal dari gerakan demokratis di Azerbaijan."

Pada Jumat, polisi menangkap 40 lebih aktivis muda yang berupaya untuk mengadakan demonstrasi di seluruh negeri terhadap rezim yang dipimpin oleh Presiden Ilham Aliyev, yang menggantikan ayahnya Heydar pada 2003, melalui laman jaringan sosial Facebook.

Pemerintah menangkap sedikitnya lima aktivis pekan lalu sebelum demonstrasi dalam upaya untuk melumpuhkan oposisi di negara mayoritas Muslin yang sekuler itu.

Amnesty International telah minta Azerbaijan untuk menghentikan tindakan keras dengan segera dan membolehkan aktivis untuk melakukan protes damai".

Delegasi Uni Eropa dan duta besar Amerika Serikat untuk Azerbaijan juga telah menyampaikan keprihatinan mereka atas penangkapan-penangkapan itu.

Azerbaijan yang kaya energi telah dirayu oleh pemerintah-pemerintah asing karena pasokan minyak dan gasnya, tapi beberapa pengkritik menuduh Barat hanya melakukan kecaman yang lunak pada pelanggaran hak asasi manusia di sana untuk menjaga kepentingan ekonomi mereka.

Pemilik kekayaan minyak yang sangat besar di Kaspia, keluarga Aliyev, telah memerintah Azerbaijak sejak 1993 ketika ayah Ilham Aliyev, Haydar, menjadi presiden. Heydar Aliyev digantikan oleh anak laki-lakinya itu ketika ia meninggal pada 2003.

Beberapa pengkritik menuduh keluarga Aliyev telah mencurangi pemilihan, menumpas perbedaan pendapat, memenjarakan para penentang dan melumpuhkan media di negara delapan juta orang itu.

(SYS/S008/Z002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011