Kupang (ANTARA News) - Sub Detasemen Polisi Militer Atambua di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah memeriksa sedikit-dikitnya 19 oknum anggota TNI-AD dari Batalyon Infantri (Yonif )744/Satya Yudha Bhakti (SYB), terkait tewasnya Charles Mali, seorang warga sipil di wilayah tersebut.

"Sebelumnya, telah diperiksa tujuh orang anggota yang diduga sebagai tersangka pelaku tindak kekerasan yang mengakibatkan Charles Mali tewas, dan sekarang tambah 12 orang diperiksa dalam kasus yang sama," kata Komandan Batalyon Infanteri 744/SYB, Letkol Inf Asep Nurdin, ketika dihubungi dari Kupang, Selasa.

Charles Mali, seorang warga sipil asal Kelurahan Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua, tewas di RSU Wirasakti Atambua, Minggu (13/3), setelah mendapat penganiayaan di Markas Komando Yonif 744/SYB di Tobir, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.

Pemukulan terhadap Charles Mali sampai akhirnya tewas itu berawal dari tindakan korban bersama sejumlah rekannya memalak Praka Bahrun Syah, anggota Yonif 744/SYB di daerah Fatubenao ketika hendak kembali ke Tobir dalam perjalanan dari Atambua pada 5 Maret 2011.

Praka Bahrun Syah berhasil meloloskan diri dari upaya pemalakan yang dilakukan Charles Mali dan sejumlah rekannya, namun sepeda motornya berhasil dirusakkan oleh Charles Mali dan kawan-kawannya.

Charles Mali kemudian di antar saudaranya Hari Mali ke Mako Yonif 744/SYB di Tobir, sekitar 10 km utara Atambua, ibu kota Kabupaten Belu pada 13 Maret 2011, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Namun, Charles bersama saudaranya Hari Mali dipukul babak belur oleh anggota Yonif 744/SYB di Markas Komando sampai akhirnya Charles meninggal di RSU Wirasakti Atambua untuk mendapat pertolongan medis di rumah sakit milik TNI-AD itu.

Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Kol Arh I Made Ketut Siangan kepada pers di Kupang, menyampaikan permintaan maaf atas tindakan anggota Yonif 744/SYB sampai mengakibatkan Charles Mali meninggal dunia.

"Tindakan para prajurit sangat disesalkan, dan akan kita proses secara hukum sesuai hukum yang berlaku," katanya.

Dua hari setelah kematian Charles Mali, ibundanya Modesta Dau juga meninggal dunia karena stress mendengar kabar anaknya meninggal dunia setelah mendapat penyiksaan di Mako Yonif 744/SYB.

"Modesta Dau meninggal dunia karena merasa bersalah, menyerahkan anaknya untuk dibunuh oleh anggota TNI Yonif 744/SYB pada Minggu (13/3)," kata Romo Leo Mali, seorang keluarga korban, Selasa, melalui pesan singkat kepada ANTARA News di Kupang, beberapa saat setelah meninggalnya Modesta Dau di RSUD Atambua.

Letkol Asep Nurdin menambahkan, semua anggota Yonif 744/SYB yang diduga terlibat dalam kasus tersebut, akan segera diberangkatkan ke Kupang untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Detasemen Polisi Militer (DenPOM) Wirasakti Kupang.

Mereka diantar dan dikawal oleh Kepala Staf Korem 161/Wirasakti Kupang, Letkol Inf Yulius Wijayanto, yang mendapat penugasan khusus dari Danrem Wirasakti Kupang untuk menangani kasus tersebut.
(T.B017/L003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011