Denpasar (ANTARA News) - Bali memperoleh devisa ekspor patung dan berbagai jenis cinderamata berbahan baku kayu senilai 4,27 juta dolar AS Januari 2011, menurun 18,53 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 5,34 juta dolar AS.

"Ekspor patung hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali mampu memberikan kontribusi sebesar 10,59 persen dari total ekspor Bali keseluruhan pada bulan yang sama sebesar 40,38 juta," kata Kepala Bagian Publikasi dan Dokumentasi Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, perolehan devisa sebesar 4,27 juta dolar AS tersebut atas pengapalan 2,24 juta pcs patung dalam berbagai bentuk, ukuran dalam rancang bangun (disain) yang unik dan khas.

Berbagai jenis patung dan cindera mata lainnya sangat diminati konsumen mancanegara, sehingga perolehan nilai ekspor kerajinan kayu itu meningkat rata-rata 0,82 persen, selama periode 2006-2010,sehingga mempunyai peran yang cukup penting dalam meningkatkan perolehan ekspor non migas di masa-masa mendatang.

Ketut Teneng menjelaskan, berbagai bentuk patung dan jenis cinderamata lainnya hasil sentuhan perajin dan seniman Pulau Dewata mampu menyumbangkan devisa 77,8 juta dolar AS selama 2010 atau 8,5 persen dari total nilai ekspor Bali 519,1 juta dolar AS.

Perolehan devisa dari pengapalan cindera mata berbahan baku kayu selama tahun 2006 senilai 78,2 juta dolar AS meningkat 25,65 persen menjadi 98,2 juta dolar AS pada 2007.

Namun perolehan devisa hasil kreativitas seniman dan perajin Bali itu berkurang 5,71 persen menjadi 92,6 juta dolar AS pada 2008 dan turun lagi sebesar 10,9 persen menjadi 82,4 juta dolar AS selama 2009.

Bali mengapalkan patung dalam berbagai bentuk dan ukuran hasil sentuhan tangan-tangan terampil seniman Bali ke pasaran ekspor, terutama sepuluh negara terbanyak antara lain Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Australia, Hongkong, Italia, Belanda, Taiwan, Inggris dan Perancis.

Ketut Teneng menambahkan, ekspor kerajinan kayu berfkultuasi itu sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar, meskipun hasil kerajinan Bali tetap mendapat perhatian besar dari konsumen mancanegara.

Ke depan diharapkan perolehan devisa dari hasil kerajinan berbahan baku kayu lebih meningkat, mengingat perekonomian global sudah mulai membaik serta perajin berusaha meningkatkan mutu dan memperbanyak rancang bangun (desain) sesuai permintaan pasaran luar negeri, harap Ketut Teneng. (I006/S016/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011