Surabaya (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa pengadaan kapal selam untuk memperkuat armada TNI Angkatan Laut tidak perlu dilakukan dengan terburu-buru.

"Mengadakan dan membangun kapal selam tidak perlu `grusa-grusu` (terburu-buru). Perlu pertimbangan yang matang," kata Menhan usai meresmikan KRI Banda Aceh di Divisi General Engineering PT Pal Indonesia, Surabaya, Senin.

Pernyataan tersebut menjawab pertanyaan wartawan mengenai kepastian pemerintah melakukan pengadaan kapal selam guna memperkuat armada TNI-AL.

Menhan menjelaskan bahwa pengadaan kapal selam harus disesuaikan dengan kondisi geografis, terutama perairan laut di Indonesia dengan mempertimbangkan dua basis kekuatan TNI-AL di wilayah barat dan wilayah timur.

"Perairan di wilayah barat termasuk laut dangkal, sedangkan di wilayah timur tergolong laut dalam. Ini yang menjadi pertimbangan kami," katanya di atas geladak helikopter KRI Banda Aceh itu.

Ia optimistis PT Pal mampu membangun kapal selam. "Saat ini kita sudah menyaksikan semua bahwa Pal mampu membangun kapal jenis LDP seperti KRI Banda Aceh. Oleh karena itu, kami yakin Pal mampu membangun kapal selam, meskipun secara bertahap, baik melalui `joint production` maupun `joint operation," katanya.

Pemerintah telah menetapkan bahwa pada 2014, kekuatan pokok sistem pertahanan nasional harus terpenuhi. "Sekarang ini memang belum. Tapi, kami sedang menuju ke sana," katanya.

Sementara itu, Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar mengajak semua pihak untuk mengembangkan dan mendayagunakan potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia melalui sinergi antar-BUMN atau sinergi BUMN dengan Kemhan, TNI-AL, pemerintah daerah, dan institusi pemerintah yang lain, perbankan, serta swasta nasional.

"Dengan demikian, maka potensi BUMN yang asetnya mencapai Rp2,382 triliun bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membangun kemandirian dan kesejahteraan bangsa Indonesia," katanya.

Saat ini Pal sedang menjalani proses menuju pembangunan kapal jenis perusak kawal rudal (PKR) bekerja sama dengan pabrik kapal asal Belanda, "Damen Schelde Naval Shipbuilding".

"Kerja sama ini lebih menguntungkan bangsa Indonesia karena nantinya proses pembangunannya di sini," kata Dirut PT Pal Indonesia, Harsusanto, dalam acara tersebut.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menambahkan bahwa pembangunan PKR lebih rumit karena kapal tersebut tidak saja mampu melakukan pertempuran di permukaan, tetapi juga harus mampu bertempur di bawah air.

"Oleh karena itu kami mendukung upaya PT Pal agar PKR bisa dibangun di sini," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) itu.

(M038/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011