Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengharapkan bangsa Indonesia jangan larut pada masalah-masalah "numpang lewat" saja, tapi harus fokus kepada hal-hal yang berkaitan dengan nasib rakyat, termasuk penuntasan kasus Bank Centtury, mafia pajak, dan WikiLeaks.

"Harapan beliau ini disampaikan langsung kepada para tokoh Dewan Penyelamat Negara ketika bertemu tadi siang," ujar jurubicara Dewan Penyelamat Negara (Depan), M Hatta Taliwang, kepada ANTARA News di Jakarta, Senin.

Pertemuan dengan Din itu berlangsung sekira satu setengah jam yang dihadiri sejumlah tokoh Depan, seperti Laode Ida, Bambang Soesatyo, Effendy Choiri, Imam Addaruqutni, dan M. Hatta Taliwang.

Bagi Din Syamsuddin, menurut Hatta Taliwang, pertemuan ini diakuinya memiliki urgensi untuk membangun koalisi sejati, melibatkan semua pemangku kepentingan bangsa yang mempunyai kepedulian atas kondisi negara.

"Jadi, bukan suatu koalisi kesesatan. Karenanya, Pak Din menyambut baik prakarsa Depan, dan menyatakan mendukung perjuangan mendorong percepatan penuntasan berbagai masalah tadi. Sebab, kalau banyak persoalan bertumpuk dan dibiarkan, seolah tak ada masalah," katanya.

Hatta Taliwang juga mengatakan, Din Syamsuddin menyayangkan sikap pemerintahan sekarang yang lebih banyak entah mau berbuat apa.

"Ia mengatakan, termasuk Presiden hanya banyak memperkatakan ketimbang memperbuat. Makanya, Depan didesak jangan terbawa arus hanya terjebak pada masalah-masalah yang `numpang lewat`," tuturnya.

Tetapi, lanjutnya, Depan diharapkan fokus pada penuntasan kasus-kasus besar, seperti skandal Bank Century, mafia pajak, dan WikiLeaks yang langsung berkait dengan nasib rakyat.

"Kedua pihak kemudian mengharapkan ada kelanjutan pertemuan guna membahas fokus pada masalah tertentu," jelas Hatta Taliwang.

Sementara itu, Bambang Soesatyo menyatakan bahwa pihaknya tidak melihat ada titik terang dalam pengelolaan negara.

"Adanya koalisi hanya semu, karena pada akhirnya akan retak lagi mengingat ada masalah-masalah yang menunggu di depan, seperti kasus RUU DI Yogya, ambang batas suara Pemilu, mega-skandal Bank Century, dan lain sebagainya," kata anggota Komisi III DPR RI itu.

Menanggapi pergantian antar-waktu (PAW) sebagai anggota DPR terhadap  Effendy Choirie dan Lily Wahid yang diajukan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ia anggap sebagai korban koalisi yang tidak mustahil terjadi lagi pada kader partai lain.

Oleh karena itu, ia berharap, agar Din Syamsuddin bisa memfasilitasi pertemuan tokoh-tokoh bangsa guna mencari solusi masalah yang dalam kegelapan ini.

Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar itu menimpali, "Sebagai tokoh yang relatif bisa diterima di mana-mana, Pak Din kiranya terus mengambil inisiatif, agar kita bisa selamatkan bangsa ini."

Adapun Laode Ida, yang juga Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, mengungkapkan bahwa perhelatan tersebut merupakan bagian dari roadshow yang direncanakan oleh Depan.

"Pak Din-lah yang dapat kesempatan pertama," katanya.

Doktor bidang ilmu politik dan sosial ini menambahkan, Depan beranggotakan tokoh-tokoh di dalam maupun luar parlemen yang prihatin atas kondisi bangsa.
(T.M036)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011