Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Rabu pagi melemah 6 poin ke 8.714 per dolar AS dari posisi sebelumnya yang berada pada 8.720 per dolar AS.

Analis pasar uang Cece Ridwan di Jakarta, Rabu mengatakan, penguatan mata uang nasional terhadap mata uang dolar AS pada pagi ini tertahan. Kendati demikian rupiah masih berada dalam posisi tren penguatan.

Ia menambahkan, kendati pada pagi ini rupiah mengalami koreksi, namun posisi rupiah masih dianggap stabil terhadap nilai tukar dolar AS.

"Rupiah masih stabil, koreksi pagi ni tidak signifikan," kata dia.

Ia menambahkan, stabilnya pergerakan rupiah mencerminkan inflasi pada bulan ini masih terkendali, seiring harga pangan yang sudah mulai stabil.

Ia mengatakan, dengan terkendalinya inflasi sesuai dengan ekspektasi maka acuan suku bunga (BI rate) akan tetap. "Inflasi harus dikendalikan dalam range yang dipatok pemerintah, dan harus sesuai dengan ekspektasi," ujar dia.

Ia menambahkan, inflasi yang tinggi akan merugikan perekonomian karena menggerus daya beli yang akan merugikan, baik konsumen maupun produsen.

Selain itu, lanjut Ridwan, Rupiah yang stabil juga dapat membantu pengurangan pembayaran bunga utang yang sebagian besar berbentuk dalam mata uang dolar AS.

Ia menambahkan, semakin memanasnya perang di libya dengan tentara sekutu akan mengancam pasar investasi dunia kembali bergejolak atau tidak menentu. "Efek perang itu akan membuat harga minyak dunia akan melonjak signifikan," kata dia.

Kendati demikian, Lanjut dia, secara tehnikal mata uang rupiah rawan pada aksi ambil untung (profit taking) setelah menguat tinggi dalam beberapa hari terakhir.

"Pergerakan pasar uang lokal saat ini bergerak dalam kisaran sempit, karena belum ada sentimen positif yang lebih kuat untuk melanjutkan penguatan," katanya.
(ANT)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011