Yogyakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat berusaha meningkatkan TKI sektor formal ke Brunei Darussalam dan Malaysia.

"Pemerintah terus berupaya memanfaatkan setiap peluang permintaan TKI," kata Jumhur saat membuka Lokakarya Peluang Kerja Sektor Formal Brunei Darussalam dan Malaysia (Serawak, Sabah, dan Tawau), di Yogyakarta, Rabu.

Jumhur menggenjot penempatan TKI formal melalui kerja sama antarpemerintah (G to G), pemerintah dengan swasta (G to P), dan penempatan antarperusahaan dengan mitranya di luar negeri (P to P).

Ia mencontohkan, pembangunan kawasan "Sarawak Corridor of Renewable Energy" (SCORE) di Serawak pada tahun ini membuka peluang bagi penempatan TKI formal yang terampil untuk bekerja di proyek tersebut.

Jumhur berharap, lokakarya yang juga diisi dengan temu bisnis antara pelaksana penempatan TKI swasta (PPTKIS) dan agen penempatan TKI di Brunei, Serawak, Sabah, dan Tawau dapat langsung menegosiasikan kesepakatan tentang perekrutan dan penempatan TKI di dua negeri jiran itu.

Lokakarya itu antara lain diikuti oleh empat agensi dari Brunei, 12 dari Kuching (Sarawak), satu agensi dari Kinabalu (Sabah), tiga dari Tawau, dan 38 PPTKIS.

Dubes RI untuk Brunei Darussalam Handriyo Kusumo Priyo menambahkan, Brunei membutuhkan tenaga kerja formal bidang perminyakan, konstruksi, dan perkebunan.

Ia menyebutkan data dari 51.391 WNI yang tercatat hingga 28 Februari 2011, terdapat 1.041 TKI bidang perminyakan, 118 orang di bidang industri, 11 perawat, 231 orang di perkebunan, sopir kantor atau perusahaan 366 orang, 3.037 orang di bidang jasa, 924 profesional, dan 79 anak buah kapal.

Sementara jumlah TKI informal terdiri atas 16.525 penata laksana rumah tangga dan 3.562 sopir pribadi.

Konsul Jenderal RI di Sarawak Rafael Walangitan menyebutkan saat ini terdapat 204 ribu TKI di perkebunan, perkayuan, dan industri dan pemerintah negara bagian Sarawak tahun ini masih membutuhkan 300 ribu hingga 700 ribu tenaga kerja.

"Ini peluang yang sangat besar tentunya," kata Rafael.

Hal senada disampaikan Konsul Jenderal RI di Sabah Supeno Hadi bahwa negara bagian di Malaysia itu membutuhkan banyak pekerja perkebunan, perkayuan, dan industri.
(B009)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011