implementasinya tidak mudah sebab karakteristik petani yang beraneka ragam seperti ada yang langsung sigap dan tanggap tetapi ada juga yang belum tanggap terhadap program pemerintah
Semarang (ANTARA) -
Pakar ekonomi pertanian dari Universitas Negeri Semarang Profesor Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti mengapresiasi langkah-langkah dari Kementerian Pertanian dalam menghadapi fenomena La Nina, mulai dari perbaikan irigasi hingga asuransi pertanian.

"Langkah-langkah yang telah disiapkan pemerintah patut diapresiasi karena demi menyelamatkan para petani dari ancaman kerugian akibat La Nina," katanya di Semarang, Senin.

Menurut dia, fenomena La Nina jelas berdampak pada sektor pertanian karena menyebabkan turunnya suhu udara sehingga curah hujan di Indonesia menjadi cukup tinggi.

Seperti diketahui, sistem pertanian di Indonesia masih sangat bergantung pada cuaca, dimana curah hujan yang tinggi tentu akan berdampak negatif saat panen nantinya.

"Lahan pertanian akan rentan mengalami kerusakan dan mengakibatkan gagal panen akibat banjir. Tanaman akan rentan terkena serangan penyakit, akibatnya risiko petani mengalami gagal panen dan kerugian sangat tinggi," ujarnya.

Kendati demikian, Sucihatiningsih menyebut fenomena La Nina juga memberikan dampak positif berupa ketersediaan air yang melimpah sehingga lahan pertanian mengalami perluasan penanaman dan tidak akan rentan kekurangan air.

Dirinya melihat program yang dicanangkan pemerintah dalam menghadapi fenomen La Nina sangat membantu para petani, namun dalam implementasinya tidak mudah sebab karakteristik petani yang beraneka ragam seperti ada yang langsung sigap dan tanggap tetapi ada juga yang belum tanggap terhadap program pemerintah.

"Terlebih lagi, terkadang program yang ditawarkan perlu disosialisasikan secara optimal agar diketahui oleh para petani, program yang dicanangkan juga harus dipastikan benar-benar tepat sasaran sehingga manfaat yang diharapkan dapat terwujud," katanya.

Asuransi pertanian, lanjut dia, merupakan program yang sangat menjanjikan dan akan dapat menolong para petani ketika terjadi gagal panen, apalagi pemerintah telah memberikan subsidi terhadap premi asuransi sehingga akan lebih meringankan petani dalam membayar premi.

"Asuransi pertanian juga dapat menjadi solusi bagi para petani yang mengalami gagal panen dengan modal yang menipis karena saat gagal panen terjadi, petani tidak perlu khawatir karena dapat melakukan klaim asuransi sehingga akan memperoleh ganti rugi yang dapat digunakan untuk modal memulai usaha pertanian kembali," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Sucihatingsih, asuransi pertanian akan sangat membantu petani ketika terjadi gagal panen saat badai melanda akibat fenomena La Nina.

Baca juga: Akademisi Undip minta sosialisasi KUR pertanian lebih dimasifkan
Baca juga: Pakar: e-RDKK untuk tingkatkan kemajuan pertanian
Baca juga: BI Jateng prediksikan pertanian hingga UMKM mampu pulihkan ekonomi

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021