Ketika saya membentuk Densus 88, beberapa tahun lalu, itu kan sudah berapa tahun. Tolong ditanyakan pada Kapolri apakah sudah ada peremajaan bagi anggota lama (Densus
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri berpendapat, intelijen Indonesia seharusnya mampu mendeteksi sekaligus mengantisipasi berbagai ancaman kepada masyarakat melalui teror bom buku.

"Dalam hal terorisme dengan bom buku ini, harusnya kita punya kecanggihan dan intelijen kita juga harusnya cukup
kuat," ujar Megawati kepada pers seusai menjadi pembicara kunci dalam Seminar Nasional Pembangunan Infrastruktur Transportasi Untuk Kesejahteraan Rakyat di Gedung DPR Jakarta, Kamis.

Menurut mantan Presiden RI itu, dalam persoalan teror bom tersebut seharusnya pula persoalan tidak dibuat menjadi bias dan tidak jelas untuk masyarakat.

Dalam kaitan itulah, Megawati berpendapat, RUU Intelijen harus dibicarakan secara mendalam sehingga mampu mengantisipasi berbagai ancaman teror di masyarakat.

Pada bagian lain, Mega juga mengingatkan agar untuk persoalan bom buku itu tidak selalu menyalahkan aparat Polri. "Saya tahu Polri karena ketika reformasi berdasarkan UU disebutkan TNI dan Polri menjalankan fungsi masing-masing. Maka pada waktu itu saya mencoba Polri agar menjalankan fungsinya," ujarnya.

Demikian pula dengan berbagai peralatan Polri, menurut Mega, juga harus ditambah agar mereka bisa segera mengatasi ancaman-ancaman teror semacam bom buku. Selanjutnya para anggota Polri juga harus terus diberi dorongan agar bisa lebih baik lagi.

"Ketika saya membentuk Densus 88, beberapa tahun lalu, itu kan sudah berapa tahun. Tolong ditanyakan pada Kapolri apakah sudah ada peremajaan bagi anggota lama (Densus)," ujarnya.

Ditanya soal kinerja Polri, Mega menjawab, "Saya tidak mau berkomentar. Itu bukan urusan saya".

Sebelumnya paket bom telah dikirimkan kepada aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Gories Mere, tokoh Pemuda Pancasila dan Ketua Pemuda Pancasila Yapto S Soeryosumarno.

Paket bom yang dikirim pelaku kepada Ulil, sempat meledak saat Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestro Jakarta Timur, Komisaris Polisi Dody Rahmawan mencoba menjinakkannya.

Kemudian pada hari Kamis (17/3) ancaman paket bom serupa dikirimkan kepada musisi Ahmad Dhani.

Menurut Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam, pihak Polri telah berupaya memperbanyak saksi di lapangan untuk mengungkap bom paket itu. Anton mengatakan, teror dengan menggunakan paket bom buku itu modusnya sama, yang baru hanya metodenya saja yakni dengan menggunakan buku.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011