Surabaya (ANTARA News) - Taman marga satwa yang beberapa waktu kehilangan tiga ekor anak komodo, Kebun Binatang Surabaya, berhasil menetaskan 12 telur komodo dengan selamat.

"Telur-telur komodo ini keluar dari induknya pada 10 Agustus 2010 lalu, dan baru menetas sekarang," kata Humas KBS, Agus Supangat, di Surabaya, Selasa.

Menetasnya telur komodo tersebut merupakan kabar bahagia karena sebelumnya ada tiga anak komodo di KBS dinyatakan hilang secara misterius, diduga dicuri kemudian dijual.

Dengan penambahan 12 ekor tersebut, koleksi komodo di KBS menjadi 65 ekor. Anak komodo itu akan menemani 27 komodo jantan dan 20 komodo betina yang sebelumnya menjadi koleksi KBS.

Sebenarnya, jumlah telur komodo yang menetas di KBS 16 butir, namun dua anak komodo diantaranya mati karena kondisinya lemah.

"Dua telur memang gagal menetas, tapi kami diuntungkan dengan 12 telor lainnya yang sudah selamat. Saat ini kami menunggu dua telor lainnya untuk segera menetas. Mungkin dalam waktu dekat ini menetasnya, kami berharap kondisinya bagus, biar bisa hidup,"ujarnya.

Agus menjelaskan, lahirnya anak komodo tersebut berlangsung secara bertahap. Kelahiran dimulai pada 23 Maret lalu yang berhasil menetaskan tiga ekor, setelah itu pada 24 Maret bertambah lagi tiga ekor yang menetas.

Selang sehari, pada 25 Maret menetas lagi dua ekor, dan 26 Maret menetas lima ekor. "Baru pada 27 Maret menetas lagi satu ekor, sehingga total anak komodo yang berhasil ditetaskan ada 12 ekor," ujarnya.

Sebelum menetas, telur komodo tersebut dierami selama 8-9 bulan. Untuk perawatannya, KBS sendiri ingin berhati-hati selama tahun pertama. Makanya, pada tiga bulan pertama, anak komodo akan ditempakan di box khusus untuk perawatan hewan.

Setelah berumur enam bulan, anak komodo akan ditempatkan di kandang jemur untuk melatihnya bertahan hidup. "Baru kalau sudah sembilan bulan, kami bisa melepasnya di kandang dan berkumpul dengan habitat komodo lainnya," jelasnya.

Mengantisipasi hilangnya anak komodo, pihak KBS selama proses pemeliharaan tak semua orang diberikan kunci box maupun kandang. "Kuncinya dipegang satu orang, jadi perawatan akan dilakukan secara baik," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jatim Lutfi Ahmad menambahkan, menetasnya bayi komodo di KBS membuat gairah penakaran hewan langka itu di Surabaya.

(A052/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011