Mataram (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat akan menampilkan kesenian tradisional pada Festival Maulid Nusantara ke-6 untuk mengangkat kembali beragam seni daerah yang terancam hilang.

Seniman Lombok yang juga koreografer tari Lalu Suryadi Mulawarman, di Mataram, Selasa, mengatakan Festival Maulid Nusantara (FMN) pada Mei 2011 itu bisa dijadikan momentum untuk mengangkat kembali kesenian tradisional di daerah ini.

"Akhir-akhir ini dari sekitar 70 sanggar seni di NTB, yang masih bisa bertahan kurang dari 50 persen. Ini disebabkan kurangnya perhatian pemerintah," katanya.

Ia mengharapkan pada FMN nanti seluruh kesenian tradisional bisa ditampilkan sehingga para seniman tradisi bersemangat untuk bangkit kembali.

"Saya juga mengharapkan ada institusi yang bertanggung jawab terhadap kelestarian kesenian tradisional di Pulau Lombok dan Sumbawa," katanya.

Lembaga yang dipercaya membina kesenian tradisional tersebut hendaknya memberikan bantuan dana agar para seniman bisa eksis.

Menurut koreografer Lombok yang pernah meraih berbagai penghargaan nasional dan internasional ini, sebagian besar sanggar seni sekarang nyaris dilupakan, hanya beberapa sanggar yang mendapat perhatian pemerintah, itu pun karena dekat dengan pejabat.

"Dari puluhan sanggar seni di NTB, yang sering tampil tidak lebih dari sepuluh sanggar. Ini pun karena pengurus atau pemilik sanggar seni itu dekat dengan pejabat, sementara yang lainnya jarang mendapat kesempatan tampil pada hari-hari besar atau di hotel-hotel untuk menghibur wisatawan," katanya.

Suryadi mengatakan, kalau seandainya sanggar-sanggar lain diberikan kesempatan tampil, apalagi dibantu dana pembinaan, mereka akan merasa diperhatikan dan bangkit.

"Sebagian besar seniman di NTB masih memegang prinsip seni untuk seni, bukan seni untuk komersial," katanya.

Ia menambahkan NTB kaya akan seni tradisi baik teater, tari maupun musik tradisional, namun yang masih bertahan hanya beberapa kesenian saja seperti "gendang beleq" (gendang besar) dan tari rudat.

"Namun kesenian tersebut banyak perubahan baik dari segi gerakan, kostum maupun syairnya," katanya.

Sejumlah seni teater tradisional seperti Cupak Gurantang, Sireh dan Kemidi Rudat kini tinggal nama. Kesenian tradisional itu sulit ditemukan, bahkan mungkin peralatan dan para anggotanya sudah tidak ada lagi.

"Saya sebagai seniman mengharapkan seluruh kesenian tradisional tersebut bisa diangkat kembali, dan momentum yang paling baik adalah pada FMN yang akan diikuti 33 provinsi di Tanah Air," kata seniman yang juga karyawan Taman Budaya NTB ini.(*)
(T.M025/E005)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011