Medan (ANTARA News) - Laboratorium Forensik Polri Cabang Medan, Rabu, menurunkan tim untuk meneliti barang bukti di rumah korban aksi penembakan di Jalan Akasia I No 50 Lingkungan VII, Kelurahan Durian, Kecamatan Medan Timur, Sumatera Utara.

Dalam aksi penembakan itu, penghuni rumah, pasangan suami istri Kho Wie To (34) dan Dora Halim (30), tewas di tempat kejadian.

Tim Laboratorim Forensik (Labfor) sebanyak enam orang, di lokasi tampak didampingi oleh Kepala Lingkungan VII Syahmenan. Tim selain menyelidiki tempat kejadian perkara (TKP), juga mengambil sejumlah barang bukti yang perlukan.

Peristiwa penembakan dengan senjata api yang diduga dilakukan kawanan perampok itu, terjadi pada Selasa (29/3) malam sekitar pukul 21.30 WIB, saat hujan turun sangat lebat.

Kedua korban tewas, Kho Wie To dan isterinya Dora Halim, malam itu baru saja pulang dari berbelanja bersama dua anaknya Patrisia (5) dan Cristovin (3), serta pembantu rumah tangga Aini (20).

Mereka datang dengan mengendarai mobil Chevrolet Captiva warna hitam bernomor polisi BK-333-TO.

Setelah mobil masuk ke dalam rumah, secara tiba-tiba muncul kawanan perampok yang diperkirakaan berjumlah empat orang dan langsung menembak kedua korban, Kho Wie To dan Dora Halim. Akibatnya, kedua korban yang masih berada dalam mobil langsung tewas.

Sedangkan pembantu rumah tangga korban, Aini, yang sedang mengendong Cristovin duduk di jok belakang mobil, mengalami luka tembak di lutut dan betis, sehingga kini masih harus menjalani perawatan di RS Columbia Internasional Medan.

Sementara itu, Patrisia (5) yang juga berada dalam mobil tersebut, tercatat lolos dari "terjangan" peluru para penjahat.

Di tempat kejadian lebih kurang 20 selongsong peluru bekas ditembakkan terlihat berceceran.

Peristiwa penembakan itu kini ditangani pihak Polresta Medan dengan melibatkan tim labfor.

Kepala Lingkungan VII Kelurahan Durian, Syahmenan (60), mengatakan, peristiwa penembakan tersebut berlangsung cepat sehingga warga yang tidak seberapa jauh dari rumah korban banyak yang tidak mengetahui kejadian itu.

Apalagi, katanya, pada saat kejadian pada malam hari itu, hujan turun lebat dan warga tidak berani ke luar rumah.

"Warga hanya mendengar lima kali suara letusan cukup keras di keheningan malam itu. Mereka pikir suara ledakan berasal dari mercon, ternyata belakangan baru tahu ada korban penembakan," katanya.

Setelah warga mengetahui ada penembakan tersebut, beberapa orang langsung melapor ke Polsekta Medan Timur.

"Saya juga hadir di tempat kejadian pada peristiwa malam hari itu," kata Syahmenan.

Terkejut

Salah seorang warga Lingkungan VII Kelurahan Durian, Monang Hutabarat (45), mengaku sebelumnya tidak mengetahui ada korban tewas ditembak kawanan perampok yang mengendarai sepeda motor itu.

Padahal, dari lokasi kejadian dengan tempat tinggal Hutabarat, hanya berjarak lebih kurang 50 meter.

"Memang pada saat kejadian itu, hujan sangat lebat," katanya.

Ketika ditanya apa mendengar suara tembakan pada malam hari itu, Hutabarat mengatakan, ada sebanyak empat hingga lima kali letusan. Suara letusan itu kedengaran cukup deras.

"Saya yang sedang berada di dalam rumah juga sempat terkejut ketika mendengar suara tembakan pada malam hari itu," kata Hutabarat menjelaskan.

(M034/P004/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011