Sleman (ANTARA News) - Ancaman banjir lahar dingin Gunung Merapi melalui aliran Sungai Opak sekarang ini sudah meluas hingga ke daerah Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Saat puluhan rumah warga di sekitar bantaran Sungai Opak di Desa Bokoharjo Kecamatan Prambanan terancam banjir lahar dingin," kata Kepala Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Suharyono, pada Rabu.

Menurut dia, rumah-rumah warga tersebut berada di tujuh pedukuhan meliputi Pulerejo, Ngablak, Ledoksari, Randusari, Ringinsari, Pelemsari dan Gendukan.

"Banjir lahar dingin besar yang menerjang aliran Sungai Opak beberapa waktu lalu mengakibatkan satu rumah rusak karena tergerus luapan banjir, sedangkan lainnya sudah dalam kondisi terancam," katanya.

Ia mengatakan, dari ketujuh padukuhan tersebut untuk Pedukuhan Pulerejo sebanyak lima rumah, Ngablak 30 rumah, Ledoksari 20, Randusari tiga, Ringinsari tiga, Pelemsari 10 dan di Pedukuhan Gendukan ada enam rumah.

"Kami terus berupaya melakukan antisipasi terutama di lokasi rawan dengan membuat tanggul penahan di kiri kanan sungai setinggi dua meter. Kami juga melakukan sosialisasi warga di bantaran sungai agar meningkatkan kewaspadaan, khusunya jika di lereng Merapi turun hujan deras," katanya.

Suharyono mengatakan, pihaknya juga terus memantau kondisi aliran Sungai Opak jika di lereng Merapi turun hujan deras.

"Kami selalu menjalin koordinasi dengan sesama perangkat desa baik di Kecamatan Cangkringan maupun Ngemplak untuk informasi jika terjadi aliran lahar dari lereng Merapi," katanya.

Ia mengatakan, untuk mengurangi pendangkalan sungai akibat penumpukan endapan material yang terbawa arus banjir pihaknya sudah melakukan pembuatan palung dan pengerukan sungai menggunakan alat berat terutama di pedukuhan Pelemsari tepatnya di kompleks Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Bokoharjo.

"Kami telah berkoordinasi koordinanasi dengan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral (SDAEM) Kabupaten Sleman untuk pembuatan palung dengan pengerukan, saat ini kegiatan tersebut terus dilakukan secara intensif agar tumpukan material di atas berkurang," katanya.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011