Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengharapkan agar para penyandang cacat yang berada di panti bisa mengoptimalkan potensinya di bidang keterampilan agar bisa bersaing dengan yang lain.

"Maksimalkan potensi yang dimiliki selama mengikuti bimbingan dua tahun di panti ini," kata Salim saat mengunjungi dan memantau langsung Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) Wirajaya Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Ia mengatakan, di sepuluh wilayah di Indonesia ada sebanyak 35 panti di bawah naungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemsos, namun jumlah itu tidak sebanding dengan ribuan panti asuhan yang didirikan pihak swasta.

"Banyak panti-panti terbatas UPT (Unit Pelaksana Teknis). Di sepuluh wilayah Tanah Air hanya 35 panti. Yang dimiliki masyarakat mungkin ratusan, bahkan ribuan," tuturnya.

Kendati demikian, keberadaan panti menunjukkan kepedulian pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemsos) dalam bentuk pembangunan berkeadilan.

"Kita tidak melihat suku, golongan dan kondisi sosial seseorang, namun kita akan membantu warga penyandang cacat agar bisa mandiri," tuturnya.

Kepala PSBD Wirajaya Makassar, Muhammad Dasri, mengatakan, jumlah penyandang cacat tubuh yang ada di PSBD sebanyak 200 orang yang berasal dari 15 provinsi yang ada di wilayah Timur dengan masa pembinaan selama dua tahun.

"Setelah dua tahun, mereka akan dikembalikan kepada keluarganya agar bisa mandiri. Bahkan, ada alumnusnya yang telah sukses dalam usaha menjahitnya," tuturnya.

Namun, lanjut dia, ada pula yang tidak memberikan kontribusi selepas menempuh pendidikan karena orangtuanya terlalu memanjakan anaknya yang menderita cacat tubuh, meski sudah dibekali keterampilan.

Ia mengaku bantuan dari berbagai pihak telah banyak diterima oleh penyandang cacat tubuh yang usianya berkisar 17 hingga 35 tahun itu, namun panti yang berdiri sejak 1954 ini belum berencana menggandeng pihak swasta atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing.

"Belum ada (kerjasama), tapi ke depannya kalau ada tawaran, tentu kami akan lihat bentuk kerja samanya," katanya.

Menurut dia, dana APBN dari pemerintah sudah lebih dari cukup dan sumber daya manusia yang bertugas memutar roda-roda kehidupan di panti seluas 4,7 hektar ini juga dinilainya sudah lebih dari cukup.

"Di sini ada 19 peksos (pekerja sosial) sudah cukup, bahkan terbanyak di panti UPT (Unit Pelaksana Teknis), jadi rasionya 1:10," ujar Dasri yang berencana mengarahkan pegawai di bawah institusinya untuk memiliki gelar sarjana profesi tersebut.

PSBD Wirajaya, satu dari 35 panti milik Kemsos ini berdiri di areal seluas 4,7 hektar. Penyandang cacat yang menempuh bimbingan, berasal dari kawasan Timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara dan sebagian Kalimantan.

Pendirian PSBD diawali niat tulus Andi Pangeran Pettarani dan Tjiang Kok yang merintis berdirinya perkampungan penderita cacat tubuh terutama korban Perang Dunia II dan keganasan Westerling `Korban 40.000 jiwa` di Sulawesi Selatan. (S037/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011