Karakas (ANTARA News) - Jumlah kasus influensa A/H1N1 yang juga dikenal sebagai flu babi yang dikonfirmasikan di Venezuela meningkat menjadi 482 pada tahun ini, kata Menteri Kesehatan Eugenia Sader, pada Rabu.

Menurut laporan terakhir, negara bagian Merida di Venezuela tenggara memiliki 189 kasus A/H1N1, jumlah terbesar yang pernah dilaporkan, yang disusul oleh ibu kota Karakas 112 kasus, dan 181 kasus lainnya dikonfirmasikan di 17 dari 24 negara bagian Venezuela.

Kasus pertama untuk tahun ini dilaporkan di Merida pada awal bulan ini.

Sader mengatakan bahwa pemerintah Venezuela berusaha mencegah penyebaran penyakit itu. Sekitar tiga juta orang telah divaksinasi terhadap virus ini.

Tiga pasien terinfeksi virus flu A/H1N1 telah meninggal di Venezuela tahun ini, menurut Sader.

Influenza H1N1 dapat menyebabkan pneumonia mematikan jika tidak diobati secara dini.

Sementara itu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional Georgia Selasa lalu melaporkan, virus flu H1N1 telah diklaim menular lagi pada kehidupan manusia di negara Kaukasus Selatan.

Sejauh ini virus tersebut telah menewaskan 30 orang di Georgia tahun ini, selama musim flu sedang berlangsung sedangkan virus flu lain menularkan tipe A dan B yang masing-masing telah membunuh tiga dan 14 pasien.

Flu virus babi menewaskan 33 dari 1.800 pasien yang terinfeksi di Georgia selama musim flu tahun lalu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Juni 2009 menyatakan bahwa strain baru dari virus asal-babi H1N1 sebagai pandemi yang oleh badan PBB diumumkan pada Agustus tahun lalu, demikian Xinhua melaporkan.

(H-AK/B002/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011