Jakarta (ANTARA) -
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 meminta kepada seluruh pemerintah daerah untuk segera meningkatkan cakupan vaksinasi sebagai modal menghadapi potensi lonjakan kasus.
 
"Cakupan vaksin penting sebagai modal menghadapi lonjakan kasus yang mulai terjadi, dan harus diupayakan tercapai sebelum terjadinya lonjakan ketiga," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Ia mengemukakan jika melihat perkembangan kasus di tingkat nasional terdapat 29 persen atau 37 kabupaten/kota di Jawa Bali yang kasusnya meningkat dibandingkan pekan sebelumnya.
 
Ia menambahkan peningkatan ini paling banyak terjadi di Jawa Tengah dengan 14 kabupaten/kota, diikuti Jawa Timur 12 kabupaten/kota, dan Jawa Barat delapan kabupaten/kota.

"Adanya kenaikan kasus ini dibarengi jumlah orang yang dirawat," katanya.

Wiku juga memaparkan pada 43 kabupaten kota di Jawa-Bali atau sebesar 34 persen, urutan terbesar kenaikan orang yang dirawat sama dengan kenaikan kasus, yaitu Jawa Tengah dengan 14 kabupaten/kota, Jawa Timur 13 kabupaten/kota, dan Jawa Barat delapan kabupaten/kota.

Selain pada tingkat kabupaten/kota, lanjut dia, peningkatan jumlah orang yang dirawat juga terlihat pada data di wisma atlet.
 
Selama seminggu terakhir, disampaikan, jumlah orang yang dirawat meningkat pada rentang 248-273 orang. Padahal sebelumnya, keterisian tempat tidur di Wisma Atlet sudah berhasil ditekan hingga 209 orang.

"Di saat kasus mengalami peningkatan dan sudah semakin banyak orang dirawat, sayangnya laju vaksinasi mengalami penurunan selama tujuh minggu terakhir," ujarnya.
 
Wiku mengatakan penurunan vaksinasi utamanya terjadi pada vaksin merek Sinovac. Namun sayangnya, penurunan vaksin merek itu tidak dibarengi dengan peningkatan vaksinasi pada vaksin merek lainnya, yaitu Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Sinopharm.

"Saya juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak memilih-milih merek vaksin yang digunakan," ucapnya.

Ia menegaskan semua jenis vaksin yang masuk dan beredar di Indonesia sudah dipastikan keamanan, kualitas, dan efektifitasnya berdasarkan uji yang dilakukan oleh Badan POM dan pemantauan instansi serta organisasi profesi terkait.

Baca juga: Satgas COVID jadikan "bubble" IBF 2021 rujukan ajang internasional
Baca juga: Satgas: Jangan antipati pada setiap kebijakan yang dibuat pemerintah
Baca juga: 123,82 juta jiwa telah menerima vaksin dosis pertama

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021