Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Turki memandang perlu mendorong pertemuan komisi ekonomi bersama antara kedua negara sebagai upaya mencapai target peningkatan volume perdagangan dan investasi kedua negara.

Pandangan itu disampaikan dalam pernyataan bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Turki Abdullah Gul usai pertemuan bilateral pemimpin kedua negara di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.

Keduanya sepakat bahwa perlu dipastikan pertemuan-pertemuan Komisi Ekonomi Bersama untuk menindaklanjuti berbagai isu kerja sama ekonomi terutama di bidang perdagangan, investasi, pertanian dan ketahanan pangan, kehutanan, energi, kesehatan dan obat-obatan, penerbangan sipil, transportasi dan infrastruktur laut serta isu pembangunan.

"Setiap kerja sama dalam kesepakatan ekonomi yang komprehensif dipastikan saling menguntungkan, dalam hal ini bagi Indonesia dan Turki. Dalam realitasnya, karena banyak isu yang akan dikelola mungkin ada hambatan dan masalah dengan semangat kedua negara dalam mendapatkan keuntungan yang dapat diselesaikan dengan tepat," kata Presiden Yudhoyono.

Presiden menambahkan, "Kami hanya membahas arah dan kebijakan dasar, selebihnya tingkat menteri dan eselon lain sehingga didapatkan keuntungan bersama. Bukan hanya pemerintah namun juga diharapkan kalangan dunia usaha ikut serta."

Selain mendorong pertemuan komisi ekonomi bersama, kedua negara juga sepakat untuk mengembangkan kerja sama di bidang industri pertahanan, bidang pariwisata, meningkatkan misi dagang kedua negara termasuk menyelenggarakan pertemuan bisnis antarpengusaha.

Indonesia dan Turki juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama transportasi udara dan laut. Di bidang perbankan kedua negara akan mendorong bank di masing-masing negara untuk membuka cabang di negara mitra kerjanya itu.

Sementara untuk menyelesaikan masalah ekonomi global dalam kerangka kerja G20 dan organisasi internasional serupa, Indonesia dan Turki juga sepakat untuk saling mendukung usul kedua negara dalam penyelesaian masalah perekonomian global.

Presiden Abdullah Gul dan Presiden Yudhoyono sepakat untuk mempertegas target volume perdagangan kedua negara menjadi 5 miliar dolar AS pada 2015 dan 10 miliar dolar AS hingga 10 tahun mendatang.

Kunjungan Presiden Turki ke Indonesia sejak 4 April hingga 6 April merupakan kunjungan balasan dari kunjungan Presiden Yudhoyono ke Turki pada Juni 2010.

Usai pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Presiden Yudhoyono dan Presiden Gul menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman di bidang konsuler dan diplomatik dan kerja sama di bidang penanganan bencana.

Saat menerima kedatangan Presiden Gul dan Ibu Negara Turki Hayrunnisa Gul, Presiden Yudhoyono didampingi oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan sejumlah pejabat terkait.

Sementara Abdullah Gul didampingi oleh Menteri Luar Negeri Mehmet Aydin, Menteri Pertanian dan Urusan Pedesaan Mehdi Ekker dan beberapa anggota parlemen negara tersebut.
(P008)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011