Washington  (ANTARA News/AFP) - Banyak wartawan asing dan kalangan diplomat senior dari Jepang, Israel dan India meminta bantuan Amerika Serikat (AS) untuk dievakuasi dari permukiman yang dikepung di ibu kota Pantai Gading, Abidjan, demikian keterangan pejabat AS.

William Fitzgerald, wakil pembantu menteri luar negeri untuk urusan Afrika, mengatakan pada AFP bahwa sekitar 20 wartawan yang terperangkap di hotel Novotel di lingkungan tempat tinggal itu "telah mendekati kami, dan sejumlah misi lain yang terletak di lingkungan Cocody telah mendekati kami".

Ia mengatakan orang-orang dalam misi-misi yang mengatakan "bahwa mereka perlu dievakuasi" itu dari lingkungan tempat tinggal Cocody, tempat duta besar Jepang, duta besar atau kuasa usaha Israel dan duta besar India.

Dubes Jepang untuk Pantai Gading sementara itu mengatakan pada AFP, Rabu, bahwa ia dan 12 orang telah bersembunyi di sebuah ruangan setelah rumahnya diserang oleh "tentara bayaran", yang menembakkan roket dan meriam dari bangunan itu.

Fitzgerald menuturkan bahwa para diplomat AS telah menyampaikan permintaan mereka, yang dibuat dalam 24 jam terakhir, kepada Misi PBB di Pantai Gading (UNOCI) dan pasukan Licorne Prancis yang telah mengerahkan tentara di negara itu dan dapat mengevakuasi mereka.

"Kami tidak memiliki pasukan di wilayah itu. Kami pada gilirannya kemudian akan berkoordinasi dengan UNOCI dan Licorne," kata Fitzgerald. Ia menambahkan bahwa para wartawan dan diplomat itu dapat dievakuasi ke pangkalan Licorne, di antara tempat-tempat lainnya.

"Situasi keamanan, khususnya di lingkungan tempat tinggal Cocody, memburuk, di mana anda memiliki dua pasukan yang berhadapan, satu terhadap yang lainnya. Menjadi jauh lebih sulit untuk mengoperasikan kedutaan besar," katanya.

Ia mengatakan ia memperoleh informasinya dari kedutaan besar AS di Pantai Gading.

Permintaan evakuasi itu terjadi ketika pasukan yang setia pada presiden yang diakui masyarakat internasional Alassane Ouattara mundur dari serangan akhir di bunker orang kuat Laurent Gbagbo setelah menemui perlawanan hebat dari militernya.
(Uu.S008/H-AK)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011