London (ANTARA News) - Para wakil Mufti Rusia berpendapat bahwa antara Islam Rusia dan Indonesia bagaikan setali tiga uang karenanya, belajar Islam ke Indonesia adalah keniscayaan bagi masyarakat Rusia.

Demikianlah kesimpulan dari berbagai pertemuan Tim Wakil Mufti Rusia selama seminggu di Indonesia yang berakhir di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, ujar Penanggungjawab Fungsi Pendidikan, Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Moskow, M. Aji Surya dalam keterangannya kepada Antara London, Jumat.

Tim dipimpin Rushan Hazrat Abbasyov diantaranya diikut Wakil Mufti untuk Wilayah Eropa, Kazan, Moskow, dan Chechnya.

"Indonesia merupakan negara multi kultur dan multi agama. Agama di Indonesia juga dianut oleh berbagai suku, seperti halnya juga di Rusia.

Perbedaannya hanyalah, perkembangan Islam di Indonesia tidak pernah ada jeda, sedangkan di Rusia sempat dihentikan selama 70 tahun selama komunis merajai. Karena itu, kami percaya bahwa belajar Islam di Indonesia merupakan sebuah pilihan yang tidak salah," ujar Abbasyov.

Menurut M. Aji Surya, Penanggungjawab Fungsi Pendidikan, Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Moskow yang mendampingi delegasi di Indonesia, kunjungan ini sudah dirancang sejak dua tahun lalu dan baru terealisir saat ini atas kerjasama antara Kementerian Agama dan KBRI Moskow.

Tujuan dari perjalanan ini adalah memperkenalkan semua sisi Indonesia agar menjadi salah satu alternatif acuan bagi pengembangan Islam di Rusia saat ini.

Delegasi Rusia dalam kunjungan selama seminggu sejak akhir akhir Maret bertemu dan berbicara dengan berbagai kalangan seperti Menteri Agama RI, Sekjen Kemenag, Dirjen Amerop Kemenlu, MUI, Ketua Muhammadiyah dan NU, petinggi UIN Jakarta, Yogyakarta dan Malang dan melakukan peninjauan ke pondok Kerapyak Yogyakarta, Pondok Modern Gontor dan berkunjung ke tempat-tempat wisata seperti Borobudur.

"Bahkan mereka juga kita pertemukan dengan musisi Islam, Ahmad Dhani dan guru spiritual Faiz al-Mukhdor," ujar M. Aji Surya.

Delegasi Rusia bersama beberapa tokoh yang dikunjungi membicarakan masalah multikulturalisme, perbedaan agama, konflik dalam masyarakat, resolusi konflik, pendidikan pada semua tingkat, budaya, kebiasaan serta pendirian bank syariah, selain itu banyak program dicanangkan dalam kunjungan tersebut.

Saat berkunjung di Pondok Modern Gontor mereka berdiskusi dihadapan seluruh santri yang berjumlah 4500 orang, ujar M Aji Surya.

Di sisi lain, mereka juga menginformasikan berbagai perkembangan Islam di Rusia sejak masa komunis hingga saat ini.

Disebutkan, ketika komunis merajai di Uni Soviet, masjid yang tersisa kurang dari 100 dan semua sekolah agama ditutup.

Kini, setelah komunis tumbang dan demokrasi muncul, masyarakat Islam Rusia telah memiliki lebih dari 6500 masjid dan ratusan sekolah agama termasuk beberapa perguruan tinggi Islam di beberapa kota besar seperti Moskow, Kazan dan Mahajkala.

Kerukunan umat Islam dan pemeluk lain seperti Kristen Ortodok serta Yahudi juga cukup harmonis. Mereka bahkan memiliki sebuah dewan antar agama yang selalu bertemu untuk menyelesaikan berbagai masalah antar pemeluk agama yang berbeda.

Umat Islam di Rusia memang sedang dalam posisi yang sangat baik, karena menjadi mayoritas kedua setelah pemeluk Kristen Ortodok yang berjumlah sebanyak 23 juta dari 140 juta warga Rusia, 18 persen dari seluruh penduduk. Mereka kini sedang menapaki gairah keagamaan yang tinggi.

Dalam kunjungan ini, delegasi Rusia sepakat mengirimkan setidaknya 25 mahasiswa untuk studi S1, S2 dan S3 di UIN Malang, Yogyakarta dan Jakarta pada tahun ajaran 2011.

Selain itu, dalam waktu dekat sebanyak 5 ekonom Rusia akan melihat langsung operasional bank syariah di Bank Muamalat Indonesia, serta dilaksanakannya interfaith dialogue di Kazan dan St. Petersburg. "Kita juga ingin adanya MoU antara Dewan Mufti Rusia dan MUI tentang hal-hal yang terkait dengan pengembangan Islam," ujar Abbasyov.

Sekjen Kementerian Agama, Bahrul Hayat Ph.D, menyambut baik semua hasil kunjungan dan berharap di masa kedepan akan lebih banyak kegiatan riil yang bisa dikerjakan agar manfaat bisa diraih bagi kedua belah pihak.

"Ini adalah langkah penting dan tidak boleh berhenti disini. Indonesia saya yakin dapat sedikit banyak mewarnai perkembangan Islam di Rusia," ujarnya. (ZG/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011