Batam (ANTARA News) - Kasus penyelewengan dana nasabah yang dilakukan manager bank internasional tidak mempengaruhi perbankan di kota industri Batam.

"Perbankan Batam stabil, tidak terpengaruh kasus Melinda Dee ," kata kata Deputi Bidang Ekonomi dan Moneter Kantor Bank Indonesia Batam Uzersyah, hari Minggu.

Uzersyah mengatakan kepercayaan nasabah kepada perbankan di Batam tetap normal, seperti kota besar di Indonesia lainnya.

Masyarakat Batam tetap mempercayakan uangnya untuk disimpan di bank dan melakukan aktivitas perbankan secara normal.

"Tidak ada penarikan uang secara besar-besaran paskakasus Melinda," kata dia.

Menurut dia, kasus Melinda Dee hanya berpengaruh pada kepercayaan nasabah privat. Namun, karena nasabah privat lebih eksklusif dan tertutup, maka dampaknya pun tidak akan terlalu terasa.

Mengenai nasabah privat di Batam, ia enggan memberikan informasi detil karena sifat jasa yang diberikan pun lebih privat.

Namun, jumlah nasabah privat di Batam dipercaya cukup tinggi mengingat banyak pengusaha Batam yang memiliki dana besar.

Sementara itu, mengenai penggunaan jasa penagih utang oleh perbankan yang juga sedang diributkan DPRI, ia mengatakan di Batam tidak ada.

Dunia perbankan di Kota Batam bebas dari masalah "debt collector" kata Uzersyah.

Ia mengatakan pertumbuhan kredit di Batam memang tinggi, terutama di Bank Perkreditan Rakyat. Namun tidak ada bank yang menggunakan jasa penagih utang.

Menurut dia, pelaku perbankan di Batam memiliki jaminan utang dari debitur, sehingga tidak repot-repot menyewa jasa penagih utang untuk memastikan penghutang membayar tunggakannya.

"Ada jaminan yang bisa dijadikan alat," kata dia.

Mengenai performa kredit bermasalah (Non Performing Loan/ NPL) masih bagus dibanding nasional, berdasarkan catatan Bank Indonesia Batam.

NPL di Batam masih pada seputaran tiga persen dari penyaluran kredit dibawah batas nasional lima persen. (*)
(Y011/A011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011