Tripoli (ANTARA News) - Pemimpin Libya Muammar Gaddafi menerima "peta jalan" Uni Afrika untuk mengakhiri konflik di negara Afrika Utara itu, menurut Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma pada Minggu.

Peta jalan itu menyerukan agar gencatan senjata segera dilakukan dan membuka dialog politik antara pihak pemberontak dan pemerintah.

Zuma dan pemimpin beberapa negara Afrika lainnya mengunjungi Libya pada akhir pekan lalu untuk bertemu dengan Gaddafi atas nama Uni Afrika, guna menengahi perlunya segera gencatan senjata antara pasukan pemerintah Libya dan pasukan pemberontak, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.

Delegasi ini juga diharapkan untuk bertemu dengan para pemimpin pemberontak di timur kota Benghazi.

Zuma meninggalkan Libya Minggu malam, sedangkan para anggota lain delegasi Uni Afrika akan tinggal di Tripoli semalam sebelum melakukan perjalanan ke barat, ke Benghazi, kota yang dikuasai pemberontak.

Di Benghazi, para pemimpin Afrika itu akan menyampaikan rencana Uni Afrika, yang mencakup gencatan senjata, kepada para pemimpin oposisi.

Tak seorang pemimpin pun pada pembicaraan itu memberikan perincian mengenai apa yang dimuat dalam peta jalan tersebut.

Sejauh ini, para pemimpin oposisi pemberontak menolak rencana gencatan senjata, termasuk membiarkan Gaddafi atau anak laki-lakinya Seif Al-Islam berkuasa.

Selain Zuma, delegasi Uni Afrika itu mencakup tiga pemimpin lain Afrika: Amadou Toumani Toure dari Mali, Mohamed Ould Abdel Aziz dari Mauritania dan Denis Sassaou Nguesso dari Kongo.

Menteri Luar Negeri Uganda Henry Oryem Okello mewakili Presiden Yoweri Museveni dalam tim Uni Afrika itu.

Pada Ahad pagi, para penengah Uni Afrika itu memenuhi permintaan foto dengan Muammar Gaddafi di luar tenda Baduinya di kompleknya Bab al-Aziziya di ibukota Tripoli.

Zuma, yang bersama timnya bertemu dengan Gaddafi selama beberapa jam di kompleks tempat tinggalnya itu, juga meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk menghentikan serangan udara terhadap sasaran-sasaran pemerintah Libya guna memberi kesempatan gencatan senjata.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011