Kami siap untuk berdiskusi bahkan dengan iblis, namun bahkan iblis harus tahu bahwa ada batasan
Paris (ANTARA News) - Anak pemimpin Libya Muammar Gaddafi Saif al-Islam pada Senin mengatakan mereka siap berunding namun rumor yang mengatakan bahwa ayahnya akan mundur dinilai sungguh "konyol".

"Ini saatnya untuk memasukkan "darah baru" ke dalam kepemimpinan negara itu karena Gaddafi sebagai pemimpin Libya saat ini terlalu tua untuk menangani segala sesuatu, namun "pembicaraan mengenai (Gaddafi) meninggalkan kekuasaan, sungguh konyol," kata putra Gaddafi yang paling terkenal dan dianggap akan menggantikan ayahnya dalam satu wawancara dengan jaringan televisi Prancis, BFM, pada Senin malam.

"Kami siap untuk berdiskusi bahkan dengan iblis, namun bahkan iblis harus tahu bahwa ada batasan," kata Saif al-Islam, merujuk pada usaha untuk menekan Gaddafi agar mundur, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.

Menanggapi mengenai intervensi asing di Libya, ia mengatakan mengenai kerugian Prancis dalam perang, baik secara ekonomi maupun politik dan mengkritik rencana Qatar dan kesepakatan dengan oposisi Libya yang berada di Benghazi.

Menurut Uni Afrika, delegasinya tiba di Benghazi pada Senin untuk merundingkan rencana gencatan senjata setelah Gaddafi menerima peta jalan untuk mengakhiri kebuntuan politik dan bentrokan militer. Namun pihak pemberontak dengan tegas meminta agar Gaddafi mundur.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini pada Senin mengatakan Gaddafi dan anggota keluarganya seharusnya tidak lagi memerintah di Libya pada masa depan, menolak penawaran peta jalan tersebut.

Frattini meminta para diplomat meningkatkan tekanan atas Gaddafi di hari-hari mendatang dan megnatakan bahwa turunnya Gaddafi dari tampuk kekuasaan akan terjadi "dalam hitungan pekan, bukan bulan."

Ia juga mengatakan bahwa Italia akan menentang tawaran apa pun untuk membagi Libya antara kelompok pemberontak di timur dan loyalis Gaddafi di barat, mengatakan hal itu merupakan perkembangan yang "gagal dari operasi militer internasional saat ini".
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011