Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan penguatan rupiah hingga mencapai level Rp8.600 per dolar AS akan mengurangi beban pemerintah dalam membayar bunga utang.

"Penguatan rupiah kita itu akan mengurangi beban bunga kita dan beban ekonomi yang lain," ujarnya di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan penguatan rupiah tersebut merupakan indikasi bahwa perekonomian nasional membaik dan menunjukkan indikator makro dalam kondisi bagus.

"Semakin kuat rupiah kita, semakin bagus bagi perekonomian nasional keseluruhan dan itu menunjukkan indikator makro kita itu bagus," ujarnya.

Hatta juga mengatakan apresiasi tersebut tidak mengganggu ekspor secara keseluruhan, karena negara tujuan ekspor juga mengalami penguatan nilai tukar mata uang terhadap dolar AS.

"Kekhawatiran kita itu akan mengganggu ekspor tapi sepanjang pesaing kita mengalami penguatan artinya relatif persaingan itu tidak menjadi tajam," ujarnya.

Ketua KADIN Suryo Bambang Sulisto menambahkan penguatan rupiah dapat membebani ekspor secara keseluruhan dan diharapkan rupiah saat ini tidak jauh dibawah level Rp9.000 per dolar AS.

"Kalau terlalu kuat repot kita. Memang di satu pihak kita harus pikirkan membayar utang dan juga masalah inflasi, tapi yang paling penting ekspor kita ini kan penghasil devisa, jadi jangan diabaikan," ujarnya.

Ia mengharapkan pemerintah dapat memberikan solusi dan mencontohkan China yang sempat sengaja melemahkan Yuan karena tahu bahwa penguatan nilai tukar terhadap dolar AS akan melemahkan ekspor negara tersebut.

"China, kita tidak bisa bandingkan karena mereka negara yang kuat, mereka ditekan seluruh dunia untuk tekan yuan tetap tidak mau karena mereka tahu itu akan mengganggu ekspor. Jadi kita perlu mencari solusinya," ujar Bambang.(*)
 (T.S034/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011