Yogyakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian akan menerjunkan tim ahli ke berbagai lokasi untuk membasmi ulat bulu yang menyerang pepohonan di sejumlah wilayah, kata Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti.

"Kami juga menyediakan insektisida dan pestisida sebagai alternatif terakhir pembasmian ulat bulu, selain mengupayakan predator atau musuh alami ulat tersebut," katanya di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, wabah ulat bulu merupakan siklus yang biasa terjadi setiap tahun. Namun, populasi atau jumlah ulat bulu yang ada saat ini jauh lebih banyak dibandingkan biasanya karena adanya perubahan iklim.

Perubahan iklim menyebabkan makanan ulat tersedia cukup banyak, sedangkan populasi musuh alaminya menurun sehingga terjadi booming populasi ulat bulu. Namun demikian, pemerintah telah siap untuk melakukan pembasmian dan pengendalian dengan berbagai upaya.

Ia mengatakan, ulat bulu yang menyebar di beberapa daerah itu sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Namun, kekhawatiran itu muncul karena aspek psikologis masyarakat yang ketakutan dengan wabah tersebut.

"Ulat bulu yang menyerang pepohonan itu sebenarnya tidak berbahaya, tetapi nggilani (menjijikkan) dan membuat gatal di kulit sehingga masyarakat merasa khawatir dan takut," katanya.

Ia mengatakan, ulat bulu itu diperkirakan akan hilang dengan sendirinya sebagai bagian proses ekologis dalam beberapa pekan ke depan. Ulat tersebut akan menjadi ngengat.

Oleh karena itu, menurut dia, pendekatan hayati dengan mengelola parasit musuh alaminya merupakan langkah yang tepat.

"Dengan menggunakan parasit alami, siklus hidup ulat itu diperkirakan akan berakhir sekitar 3-4 pekan ke depan. Jika masyarakat menganggap kurun waktu tersebut terlalu lama, kami akan menggunakan alternatif terakhir dengan penyemprotan insektisida dan pestisida," katanya.

Selain itu, Kementerian Pertanian (Kementan) juga akan membagikan lampu ultraviolet untuk mengumpulkan ngengat.

Ia mengatakan, di Probolinggo, Jawa Timur, yang mengalami serangan terbesar ulat bulu, telah tumbuh parasit alami berupa jamur dan bakteri sampai 80 persen, sehingga dengan sendirinya ulat akan hilang.

Berdasarkan data terakhir, ulat bulu telah menyerang pepohonan di beberapa wilayah di antaranya Jawa Tengah meliputi Kendal sebanyak 40 pohon, Demak (11 pohon), dan Blora (10 pohon ).

Selain itu, juga menyerang pepohonan di Bali sebanyak dua pohon dan beberapa pohon di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Di Probolinggo telah menyerang 14.500 pohon mangga atau 1,5 persen dari 1,8 juta pohon mangga yang ada di wilayah tersebut," katanya.
(B015*H010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011