Yogyakarta (ANTARA News) - Keterwakilan rakyat dalam mengelola jalannya pemerintahan belum berjalan sesuai harapan, karena kekuatan elit masih mendominasi kekuasaan politik dan ekonomi, kata pengamat ekonomi politik Indonesia dari Northwestern University, Amerika Serikat, Jeffrey Winters.

"Kekuatan elit politik baik di lembaga eksekutif maupun legislatif yang ditopang pemegang kekuatan raksasa ekonomi menjadikan mereka lebih memegang kendali politik dan kebijakan makro ekonomi negeri ini," katanya di Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia dalam diskusi Oligarki dan Arah Perekonomian Indonesia, sistem kabinet yang dibangun dari masa ke masa belum mampu membawa negeri ini menjadi negara yang bukan hanya mandiri, tetapi juga meningkatkan kemampuan rakyat dalam menghidupi dirinya.

"Tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, penguasaan sumber daya alam oleh segelintir investor, bahkan investor asing adalah contoh nyata tingginya kekuatan elit di balik jargon demokrasi," katanya.

Ia mengatakan demokrasi tidak menjamin hilangnya oligarki. Oligarki adalah bentuk kekuatan dalam suatu negara yang dikontrol oleh sekelompok kecil orang secara efektif.

"Para pengontrol itu mendapatkan kekuatan penuh dalam penggajian, pemilikan aset, bisnis, dan politik," kata Winters yang juga penulis buku "Oligarchy".

Menurut dia, jika pemimpin Indonesia tidak mampu membuat gebrakan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dua digit, diprediksikan posisi negeri ini setelah 100 tahun merdeka atau pada 2045 akan tetap sama dengan kondisi saat ini, bahkan posisinya semakin tertinggal jauh dibandingkan negara lain.

Pada 2045, Malaysia diprediksikan akan mendekati Amerika Serikat (AS) dengan pendapatan rata-rata mencapai 120.000 dolar AS per tahun, sedangkan Indonesia diperkirakan pendapatan per kapitanya hanya 40.000 dolar AS per tahun.

Ia mengatakan pada 1950-1997, negara-negara lain dengan angka pertumbuhan ekonomi tujuh persen sudah cukup untuk membuat masyarakat sejahtera, tetapi Indonesia tidak bisa. Indonesia adalah negara besar yang perlu mengoptimalkan segala sumber.

"Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit, harus ada perubahan besar di berbagai bidang mulai sekarang. Dengan demikian, pada 2045 atau setelah 100 tahun merdeka, Indonesia bisa menjadi negara maju," katanya.(*)

(L.B015*H010/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011