Padang (ANTARA News) - Perbaikan rumah rusak akibat gempa di Sumatera Barat selama ini banyak terlambat karena belum adanya estimasi rincian terkait kebutuhan biaya.

"Hal itu akibat tidak adanya data akurat yang dapat dijadikan estimasi untuk pekerjaan perbaikan rumah yang rusak akibat gempa," kata Peneliti arsitektur dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta (UBH), Asmardi ST MT IAI di Padang, Sabtu.

Menurut dia, untuk memperbaiki rumah rusak akibat gempa dibutuhkan etimasi detail untuk mendapatkan biaya bagi masing-masing elemen yang mengalami kerusakan yakni elemen struktur, arsitektur dan mekanikal elektrikal.

Sehubungan itu, tambahnya, maka diperlukan manajemen perbaikan konstruksi untuk mengatur pemanfaatan segala sumber daya dan biaya yang ada, agar perbaikan rumah rusak karena gempa dapat mencapai hasil maksimal.

Ia mengatakan, biaya mempunyai peran yang cukup penting dalam keseluruhan proses dalam manajemen perbaikan konstruksi ini.

"Karena itu pemanfaatan dan pengalokasian biaya perlu diteliti lebih lanjut sesuai kebutuhan di lapangan," tegasnya.

Ia menjelaskan, pada tahap awal sebelum suatu perbaikan bangunan perumahan pascagempa, diperlukan suatu proses estimasi biaya yang merupakan analisis perhitungan berdasarkan kebutuhan di lapangan.

Kebutuhan itu antara lain, metode konstruksi, volume pekerjaan dan ketersediaan sumber daya yang semuanya membentuk operasi pelaksanaan yang optimal dalam kebutuhan biaya riil di lapangan, tambah Asmardi.

Ia menyebutkan, sebagai daerah sering dilanda gempa dan telah menyebabkan ratusan ribu rumah dan bangunan rusak, maka Sumbar sudah seharusnya memiliki manajemen perbaikan konstruksi terutama untuk mengetahui estimasi detail biaya dibutuhkan.

Gempa kuat terakhir melanda Sumbar pada 30 September 2009 yang menimbulkan kerugian material ditaksir mencapai Rp21,58 triliun. Kerugian terbesar dialami akibat kerusakan perumahan milik masyarakat yang mencapai 74 persen dari total nilai kerugian tersebut.

Berdasarkan hasil verifikasi final menyebutkan sebanyak 249.833 unit rumah milik masyarakat rusak akibat gempa dan tanah longsor yang melanda sejumlah 11 kota dan kabupaten Sumbar itu.

Kategori kerusakan terdiri dari 114.797 unit rusak berat atau roboh rata dengan tanah, 67.198 unit rusak sedang dan 67.838 unit rusak ringan. (H014/Z003/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011