Jakarta (ANTARA News) - Kenaikan harga bahan pangan yang sebagian besar dapat dipicu oleh naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dapat mengakibatkan peningkatan jumlah orang miskin.

"Lebih banyak orang miskin yang menderita dan lebih banyak orang yang akan menjadi miskin karena tingginya harga bahan pangan," kata Presiden Bank Dunia, Robert B Zoellick, dalam siaran pers Bank Dunia yang diterima di Jakarta, Senin.

Zoellick menegaskan, berbagai pihak harus lebih mengutamakan masalah bahan bangan serta perlindungan terhadap kaum papa dan marjinal, yang lebih banyak menghabiskan nafkah mereka untuk membeli makanan.

Selain itu, Bank Dunia juga mencatat bahwa kenaikan harga bahan pangan global pada saat ini rata-rata 36 persen lebih tinggi dibanding tahun lalu yang didorong antara lain oleh naiknya harga BBM.

Berdasarkan laporan terakhir Food Price Watch Bank Dunia, peningkatan 10 persen harga global dapat menambah sekitar 10 juta orang yang hidup di bawah garis kemiskinan ekstrim.

Sedangkan peningkatan 30 persen harga global dapat memperbanyak sekitar 34 juta orang miskin.

Sementara Bank Dunia memperkirakan bahwa sebanyak 1,2 miliar orang di dunia hidup di bawah garis kemiskinan atau hanya dapat mendapat nafkah penghasilan di bawah 1,25 dolar AS per hari.

Selain karena kenaikan harga BBM, harga bahan pangan juga dapat melonjak antara lain karena cuaca yang tidak menentu di negara pengekspor bahan baku pangan, kebijakan pembatasan ekspor, meningkatnya penggunaan untuk produksi biofuel, serta rendahnya cadangan bahan pangan global.

Bank Dunia menyatakan telah memiliki sejumlah program pendekatan yang dinilai akan bisa meningkatkan pertanian dan keamanan pangan.

Dalam jangka pendek, Program Respons Krisis Pangan Global (GFRP) Bank Dunia telah membantu sebesar 40 juta orang melalui dukungan dana sebesar 1,5 miliar dolar AS.

Bantuan yang telah atau akan diterima oleh sekitar 40 negara berpendapatan rendah itu adalah melalui bantuan untuk menciptakan benih baru yang lebih baik, irigasi, dan dukungan pertanian lainnya serta bantuan pangan bagi kaum yang paling rentan dalam menghadapi kenaikan harga bahan pangan.

Sedangkan dalam jangka panjang, Grup Bank Dunia akan meningkatkan jumlah pembiayaannya di sektor pertanian dari 4,1 miliar dolar AS pada 2008 menjadi 7 miliar dolar AS per tahun. (M040/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011