Magelang (ANTARA News) - Ujian Nasional (UN) sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) pada hari pertama, Senin, di sekolah yang berlokasi di kawasan banjir lahar Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berjalan lancar.

"Ujian hari pertama ini lancar, satu anak tidak masuk karena sakit dan satu lagi mengundurkan diri karena mengikuti kakaknya ke Sumatera," kata Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri I Salam, Kabupaten Magelang, Sugiarto, di Magelang, Senin.

Sekolah itu terletak di tepi alur Sungai Putih yang selama ini diterjang banjir lahar Merapi. Banjir beberapa waktu lalu telah menerjang 16 unit fasilitas sekolah antara lain empat asrama siswa, lima kandang, sedangkan kerusakan lainnya berupa laboratorium, kantor, dan rumah dinas karyawan.

Jumlah peserta UN 2011 di sekolah dengan empat program keahlian yakni Agribisnis Produksi Ternak, Agribisnis Produksi Tanaman, Agribisnis Sumber Daya Perikanan, dan Agribisnis Hasil Pertanian itu sebanyak 223 siswa.

Jumlah seluruh siswa sebanyak 825 anak antara lain berasal dari Magelang, Temanggung (Jawa Tengah), Kulon Progo, Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta), dan beberapa daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat serta Pulau Sumatera.

"Sebagian di antara peserta UN masih tinggal di asrama dan lainnya indekos di rumah warga di sekitar sekolah ini," katanya.

Ujian untuk mereka 18-20 April 2011 meliputi mata pelajaran bahasa Indonesia, Matematika, dan bahasa Inggris.Ujian nasional mulai pukul 08.00 hingga 10.00 WIB, satu hari satu mata pelajaran.

Ia mengatakan, cuaca pada Senin di kawasan tepi Sungai Putih itu cukup bagus sehingga tidak terjadi banjir lahar susulan dan tidak ada siswa serta guru pengawas terlambat tiba di sekolah.

Soal ujian diambil sejumlah petugas dari sub rayon di SMK Abdi Negara Muntilan, sedangkan setelah ujian, naskah soal dikembalikan petugas langsung ke Kantor Dinas Pendidikan Pemkab Magelang di Kota Mungkid.

Kepala SMK Muhammadiyah II Salam, Isro Danang Prastowo, mengatakan, UN hari pertama, Senin, di sekolah itu juga lancar dan tertib.

Peserta UN sekolah itu sebanyak 47 siswa berasal dari sejumlah kawasan bencana lahar Merapi antara lain Kecamatan Srumbung, Ngluwar, Salam, dan Muntilan. Sekolah itu membuka dua program studi keahlian yakni Elektronik, Audio, Visual, dan Otomotif dengan total siswa 170 anak.

"Selama ujian ini, mereka kami siapkan tiga ruangan untuk asrama, untuk antisipasi kalau terjadi banjir lahar susulan setiap saat, supaya mereka tidak terganggu," katanya.

Sejak Minggu (17/4) sore, katanya, mereka masuk asrama. Layanan asrama sekolah dibuka hingga Rabu (20/4) atau hari terakhir UN, sedangkan sebanyak tiga ruangan sekolah untuk ujian itu.
(*)

 

 



Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011