Kairo (ANTARA News) - Bekas menteri perminyakan Mesir telah ditahan selama 15 hari berkaitan dengan penyelidikan korupsi, anggota terakhir dari rezim terguling yang akan menghadapi interogasi, seorang pejabat pengadilan mengatakan, Kamis.

Sameh Fahmi dan lima bekas pejabat lainnya dari kementerian perminyakan dituduh telah menjual gas ke Israel dengan harga kurang dari harga pasar, kata sumber itu.

Penuntut negara Abdel Meguid Mahmud juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi pengusaha Mesir Hussein Salem yang dikatakan telah mendapat keuntungan dari perjanjian gas itu, sumber tersebut menambahkan.

Kantor berita pemerintah MENA melaporkan pekan lalu bahwa perdana menteri Mesir telah minta revisi lagi semua kontrak untuk memasok gas ke luar negeri, termasuk ke Israel.

Mesir telah memasok kira-kira 40 persen dari gas Israel, pada masa presiden terguling Hosni Mubarak, menurut sebuah perjanjian yang sangat kontroversial.

Perdana Menteri Essam Sharraf "telah memerintahkan revisi itu dan meninjau kembali semua kontrak gas Mesir yang telah disetujui dengan semua negara, termasuk Jordania dan Israel," kata MENA pada 13 April lalu.

Kontrak-kontrak itu akan diperbaiki sehingga gas itu "akan dijual dengan harga yang layak yang mencapai keuntungan tertinggi bagi Mesir", kantor berita tersebut menambahkan.

Penyelidikan meluas terhadap korupsi telah dilancarkan di bawah dewan militer yang berkuasa, yang memegang tampuk pemerintahan ketika presiden Hosni Mubarak digulingkan pada 11 Februari lalu menyusul demonstrasi anti-pemerintah.

Beberapa anggota berpengaruh bekas rezim itu dan teman-teman dekatnya telah diinterogasi oleh penuntut, termasuk anak Mubarak, Alaa dan Gamal, demikian AFP melaporkan. (S008/AK/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011