Mengingat perbedaan ketersediaan vaksin dan obat oral untuk COVID-19 sejak saat itu, saya kira pasar kurang lebih telah memperhitungkan risiko dari Omicron
Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang berakhir jatuh pada perdagangan Senin, dengan Indeks Nikkei meluncur ke level terendah dalam 1,5 bulan, tertekan kekhawatiran tentang kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh varian Virus Corona Omicron terhadap perekonomian.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo anjlok 1,63 persen atau 467,70 poin menjadi menetap di 28.283,92 poin, posisi terendah yang terakhir terlihat pada 13 Oktober, setelah tergelincir 2,53 persen pada Jumat (26/11/2021).

Sementara itu Indeks Topix yang lebih luas merosot 1,84 persen atau 36,50 poin menjadi ditutup pada 1.948,48 poin, jatuh di bawah rata-rata pergerakan (MA) 200-hari untuk pertama kalinya sejak Agustus 2020.

Sentimen memburuk setelah Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan Jepang akan melarang masuknya pengunjung asing mulai 30 November karena berusaha untuk menanggapi varian baru Omicron.

Sektor terkait perjalanan adalah yang paling terpukul, dengan operator Tokyo Disney Resort Oriental Land Corp anjlok 4,8 persen.

Baca juga: Nikkei pangkas kerugian awal, investor pertimbangkan risiko Omicron

Central Japan Railway kehilangan 4,0 persen, sementara East Japan Railway berkurang 3,9 persen, dan Keisei Electric Railway tenggelam 7,6 persen.

Produsen mobil turun karena yen bangkit kembali terhadap dolar, dengan indeks peralatan transportasi Topix jatuh 3,05 persen, penurunan terbesar dalam lebih dari tiga bulan.

Nissan Motor terpuruk 5,6 persen, sementara Suzuki Motor terpangkas 3,9 persen, dan Honda Motor merosot 3,8 persen. Pemimpin industri, Toyota Motor turun 3,0 persen.

Namun beberapa investor hati-hati membeli pada saat turun, menarik kenyamanan dari laporan bahwa seorang dokter Afrika Selatan yang telah merawat kasus mengatakan gejala Omicron sejauh ini ringan.

“Ketika varian Delta ditetapkan sebagai VOC (variant of concern) pada Mei lalu, pasar mengalami koreksi sekitar 7,0 persen. Mengingat perbedaan ketersediaan vaksin dan obat oral untuk COVID-19 sejak saat itu, saya kira pasar kurang lebih telah memperhitungkan risiko dari Omicron," kata Kepala Strategi Okasan Securities, Fumio Matsumoto.

Hanya satu dari setiap 14 saham yang naik. Omset di papan utama Bursa Efek Tokyo melonjak menjadi 3,394 triliun yen (30 miliar dolar AS), sekitar 20 persen lebih tinggi dari rata-rata jangka panjang.

Baca juga: Khawatir varian virus baru, saham Jepang berakhir di terendah 1 bulan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021