Madiun (ANTARA News) - Pihak Gereja Katolik Santo Cornelius, Madiun, Jawa Timur, mengajak umatnya menjadikan momen Paskah sebagai ajang introspeksi dan semangat baru dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

"Momen Paskah ini hendaknya dijadikan semangat untuk bertobat dan introspeksi diri agar kehidupan di masa mendatang dapat lebih baik lagi," kata pengurus Sekretariat Paroki Santo Cornelius, Thomas Suyasno, di Madiun, Jumat.

Ia meminta umat Katolik meneladani sikap Yesus Kristus yang rela dan taat kepada kehendak Tuhannya untuk memanggul salib sebagai jalan satu-satunya menebus dosa manusia.

Menurut dia, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia dihadapkan pada keanekaragaman budaya, agama, suku, dan latar belakang lainnya sehingga diperlukan jiwa yang besar untuk menyikapi hal tersebut.

"Bangsa ini dari awal telah memiliki keanekaragaman latar belakang, dan gereja sangat mengakui hal tersebut. Sesuai dengan agama Katolik yang berarti terbuka, maka gereja Katolik sangat terbuka bagi kalangan mana pun," kata Suyasno yang juga dosen di Universitas Widya Mandala Surabaya, itu.

Setiap momen dalam rangkaian perayaan Paskah, umat Katolik diminta untuk bangkit bersama Kristus agar tidak memiliki rasa eksklusif sebagai bagian dari pluralisme. Sebaliknya, selalu menjunjung tinggi rasa saling menghargai sesama.

"Dengan demikian, akan terwujud rasa toleransi beragama yang saat ini mulai luntur. Hal ini ditandai dengan maraknya isu teror bom dan konflik-konflik lainnya. Inilah yang perlu diwaspadai bersama oleh semua pihak," katanya mengingatkan.

Suyasno enggan mengomentari film berjudul "Tanda Tanya" karya sutradara muda, Hanung Bramantyo, yang mengangkat tentang kisah kehidupan sejumlah keluarga di tengah perbedaan etnis dan agama.

"Saya belum pernah menonton film tersebut. Namun saya tahu jika film itu banyak mengundang kontroversi karena tema yang diangkatnya adalah pluralisme di Indonesia. Di sinilah, kembali diperlukan sikap toleransi sehingga dapat memaknai indahnya perbedaaan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Sementara itu, ribuan umat Katolik di Madiun, Jumat malam memperingati sengsara dan wafat Yesus Kristus dengan upacara Jumat Agung di sejumlah gereja.

Upacara itu merupakan lanjutan dari rangkaian Tri Hari Suci sebelum Paskah, yakni Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci.

Melalui Jumat Agung, pihak gereja mengajak umatnya untuk memperingati kisah sengsara kematian Yesus Kristus di kayu salib sebelum akhirnya bangkit pada hari Paskah yang diperingati Minggu (24/4).

Terdapat tiga hal penting yang ingin diajarkan gereja kepada umatnya dalam upacara Jumat Agung ini, yakni gereja mengenang sengsara dan wafat Yesus, lalu mengajak umat untuk berdoa kepada Tuhan bagi keselamatan dunia, dan mengungkapkan penghormatan kepada Yesus dengan mencium kayu salib.

"Selain itu, Jumat Agung juga merupakan hari wajib umat Katolik untuk melakukan berbagai perbuatan pantangan dan puasa. Hal ini karena gereja dalam keadaan berduka dan berkabung. Umat Katolik juga diajak untuk menghayati Jumat Agung dengan belajar mengampuni, tidak menyimpan dendam, dan juga kesetiaan," kata Pastor Kepala Paroki Santo Cornelius, Romo FX Hardi Aswinarno, CM, menambahkan.

Misa Jumat Agung di Gereja Katolik Santo Cornelius dilakukan dua kali, yakni pukul 14.00 WIB dan 18.00 WIB. Puncak perayaan Paskah akan dilalui umat Katolik dengan menggelar Misa Sabtu Suci, Sabtu (23/4) malam dan Minggu (24/4).(*)
(L.KR-SAS*M038/Z003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011