Jakarta (ANTARA News) - Cadangan devisa Indonesia pada akhir 2005 mencapai 34,723 miliar dolar AS atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 30 miliar dolar AS. Data Bank Indonesia (BI), Selasa, menyebutkan bahwa angka tersebut naik 654 juta dolar AS dibandingkan dengan pekan ketiga Desember 2005 yang mencapai 34,069 miliar dolar AS. Sementara cadangan devisa bersih naik dari Rp169,705 triliun pada pekan ketiga Desember 2005 menjadi Rp173,806 triliun. Sedangkan jumlah uang primer yang beredar juga naik dari Rp228,842 triliun menjadi Rp239,781 triliun. Kenaikan cadangan devisa Indonesia hingga akhir 2005 itu sudah diperkirakan sebelumnya oleh BI. Deputi Gubernur Senior BI, Miranda Goeltom, Rabu (28/12), mengatakan, "Meski lebih rendah dari posisi awal tahun sebesar 36 miliar dolar AS, tetapi kalau dilihat dari banyaknya pengeluaran maka jumlah tersebut sudah baik." Mengenai perkiraan cadangan devisa pada 2006, Miranda tidak menjelaskan apakah akan terjadi penurunan atau peningkatan, karena proyeksinya masih dihitung oleh BI. Namun, menurut dia, jika harga minyak tidak lagi bergejolak, sehingga arus dana Pertamina menjadi lebih baik, maka tekanan terhadap nilai tukar rupiah akan berkurang. Ia memperkirakan cadangan devisa pada 2006 tidak akan banyak dipakai untuk keperluan melakukan intervensi atau memasok kebutuhan dolar Pertamina. (*)

Copyright © ANTARA 2006